Minggu, 08 Maret 2009

Angelina Sondakh, Putri Manado Caleg Jawa Tengah


DALAM beberapa bulan terakhir, Angelina Sondakh terlihat sering mondar-mandir antara Jakarta - Magelang. Maklum, mantan putri Indonesia 2001 yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat itu, saat ini dicalonkan kembali oleh partainya.

Perempuan bernama lengkap Angelina Patricia Pinkan Sondakh itu, didapuk sebagai calon dari daerah pemilihan Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, Wonosobo, dan Purworejo. "Tiga hari dalam seminggu saya turun ke daerah pemilihan. Biasanya, mulai hari Kamis sampai Sabtu," tuturnya.

Tiap berkunjung ke daerah pemilihannya itu, perempuan kelahiran Australia 20 Desember 1977 ini, berusaha menyempatkan diri bertatap muka dan berbincang langsung dengan masyarakat. "Kita juga dari rumah ke rumah mengunjungi mereka. Ngobrol sama calon pemilih untuk pengenalan, minimal sepuluh menit,"katanya.

Perempuan yang akrab disapa Angie ini mengungkap selain mendengarkan keinginan dan harapan masyarakat, pada kesempatan itu ia juga menyampaikan program dari partainya. "Istilah di partai kami, ada serangan udara dan serangan darat. Serangan udara adalah promosi melalui berbagai iklan dan menggunakan berbagai media luar ruang, " kata alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Atmajaya Jakarta itu.

Sedangkan serangan darat dilakukan dengan cara 'sowan' ke masyarakat atau bertatap muka langsung. Tak jarang, ia harus menginap di rumah penduduk. Dengan cara seperti itu, katanya, ada hal yang diperolehnya.

Pertama, ia dapat merasakan langsung keadaan yang dihadapi masyarakat, sehingga tahu persis apakah persoalan yang diungkapkan masyarakat benar-benar keadaan yang senyatanya ada, ataukah sebaliknya. "Kedua tentu saja, kedekatan dengan masyarakat itu akan lebih mudah terbangun. Itulah serangan darat yang membutuhkan militansi yang tinggi," paparnya.

Angie pun mengaku merasa beruntung, karena sosok Susilo Bambang Yudhyono yang diusung partainya sebagai Presiden, selama ini juga telah mengukir prestasi yang bagus. "Harus diakui secara obyektif, capaian dari berbagai program yang dijalankan oleh Pak SBY mengalami kemajuan yang cukup signifikan, dan itu bisa langsung dirasakan," katanya.

Dengan pijakan pada prestasi presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu, Angelina merasa ada pijakan yang pasti dalam mensosialisasikan program-program partainya kepada masyarakat. "Ada satu pijakan yang kuat dan pasti. Sehingga apa yang kita sampaikan itu berdasar realita, bukan hanya di awang-awang,"

Kegiatan turun langsung ke daerah itu tak mengorbankan kewajibannya sebagai anggota wakil rakyat. Anggota Komisi IX DPR ini mengatakan, soal jadwal ia selalu mencari waktu saat tidak kegiatan di dewan sudah tidak ada lagi, atau di saat-saat reses.

Ia mengaku memiliki prinsip, bagaimana pun antara tugas partai dengan tugasnya sebagai wakil rakyat yang mewakili kepentingan masyarakat yang jauh lebih luas, tidak saling mengganggu.

"Karena kalau kita sudah menegaskan komitmen kita untuk mengemban amanah dari masyarakat, kita harus konsisten untuk menempatkan kepentingan umum yang lebih luas di atas kepentingan pribadi dan kelompok," tegas putri Prof. Dr. Lucky Sondakh ini.

Yang pasti, ia juga berusaha semaksimal mungkin menepati jadwal yang telah ditetapkan partainya untuk melakukan sosialisasi program dan kebijakan. Walhasil, bagi Angie, dari Jakarta ke Magelang, Temanggung, Wonosobo maupun Purworejo dan sebaliknya, sudah menjadi suatu hal yang biasa.

Akibat jadwal sosialisasi dan tatap muka dengan calon pemilih yang padat itu ditambah seabrek kegiatan di dewan, perempuan yang mengaku memiliki hobi menulis itu mengaku, berat badannya susut lima kilogram. Semula berat badannya 59 kilogram, kini tinggal sekitar 54 kilogram. "Nggak apa-apa, yang penting bisa lebih dekat dengan masyarakat," ujarnya.

Itulah ikhtiar yang telah dilakukan oleh penerima penghargaan Satya Karya Kemerdekaan pada 17 Agustus 2000 dari Menteri Sosial ini, dalam mewujudkan cita-citanya menjadi wakil rakyat.

Angie mengaku soal terpipih atau tidak menyerahkannya kepada masyarakat pemilihnya. "Mudah-mudahan masih dipilih oleh rakyat. Yang penting saya sudah turun ke masyarakat. Kalau tidak jadi pun akan dapat pahala banyak, karena bertemu banyak orang dan mendoakannya agar tambah maju," tambahnya.

Angie kini memang banyak kegiatan. Selain berpolitik, dia juga masih gigih mencari ilmu. Dan setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Ia dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar MSi (Master of Science), di Universitas Indonesia, akhir tahun lalu.

"Ini merupakan hadiah terindah di akhir tahun karena dengan demikian sekarang saya bisa menuliskan nama saya beserta gelar akademik : Angelina Sondakh, SE, MSi," katanya.

Dia mengatakan ini semua tidak lepas dari dorongan Effendi Gazali (pakar komuniskasi UI--red) yang terus menerus mengingatkan saya untuk menyelesaikan studi S-2 saya ini. "Dorongan juga diberikan teman-teman, termasuk Mas Adji (Adji Masaid)," katanya.

Orang yang berpikir besar akan membicarakan ide-ide dan gagasan. Orang yang berpikir biasa akan membicarakan tentang kejadian dan Orang yang berpikir rendah akan membicarakan tentang orang lain. Regards and lots of love, Angelina Sondakh.


BIODATA SINGKAT

Nama : ANGELINA SONDAKH, SE
T/Tgl Lahir : Australia, 28 Desember 1977
Umur : 31 th
E-mail : x
Agama : Kristen Protestan
Status : Lajang
Anak :

Pendidikan
  • SD Laboratorium IKIP Manado
  • SMP Katolik Pax Christi Manado
  • Year 9 – 10 Presbyterian Ladies Collage, Sydney Australia
  • Year 11 Armidale Public High School, Armidale Australia
  • SMU Neg 2 manado
  • Unika Atmajaya Jakarta, Fakultas Ekonomi Pemasaran
  • Master of Science UI


Kabupaten/Kota : Kab. Purwokerto

AWARD :
  • “Outstanding effort in maths, textile & design and scripture” Presbyterian Ladies Collage, Sydney 1993
  • “Certificate of merit in chemistry” Armidale public High School Armidale, NSW 1994
  • Juara I lomba Pidato Bahasa Inggris se-SULUT, 1996
  • Juara I Lomba Debat Ilmiah se-SULUT, 1996
  • Juara I Penataran P-4 se-AtmaJaya, 1996
  • Juara I lomba Pemandu Wisata SULUT, 1997
  • Penerima Penghargaan Satya Karya Kemerdekaan dari Menteri Sosial R. I., Pada tanggal 17 Agustus 2002

ACHIEVEMENT :
  • Juara III Puteri Ayu Manado 1995
  • Juara I dan Juara Favorit Puteri Pixy Manado 1995
  • Juara I dan Favorit Cewek Keren manado 1995
  • Juara I dan Intelegensia, Puteri Kencana Manado 1995
  • Juara I Puteri Pantai Manado 1995
  • Juara I dan Intelegensia, Puteri Simpatik manado 1995
  • Juara I Wulan Minahasa 1995
  • Juara I, Favorit &Busana Terbaik, Puteri Cempaka Manado 1995
  • Juara I Noni Sulut 1996
  • Miss Novotel Manado 1999
  • Miss Novotel Indonesia 2000
  • Puteri Indonesia tingkat SULUT 2001
  • Puteri Indonesia 2001


EXPERIENCES :
  • Pembicara Seminar Sensantion of Beauty, Bidakara Hall - 22 Agustus 2001
  • Juri Pemilihan Putra-Putri Sriwijaya, Palembang - 8 September 2001
  • MC acara Public Expose PT. Mustika Ratu, Jakarta - 27 September 2001
  • MC acara-acara demonstrasi kosmetik Mustika Ratu di berbagai daerah di Indonesia
  • Moderator Talk Show "Eco-Tourism" di kantor Menteri Pariwisata dan Kebudayaan dengan pembicara antara lain Samudera Sukardi, Enny Harjanto, dan Sujidwo Tedjo.
  • Pembicara seminar “Eco-Tourism”, Hotel Sahid Bali - 6 Juni 2002
  • MC acara RUPS Mustika Ratu - 11 Juni 2002
  • Penulis buku "Kecantikan Bukan Modal Utama Saya"
  • Penerima beasiswa Yayasan German - Indonesia
  • Juri Pemilihan Puteri Indonesia tingkat Jateng, Jogya, dan Makassar
  • MC acara House of Indonesia, Bangkok - 28 April 2002.
  • Anggota kontingen Trade Mission KADIN, Bangkok - 26 – 30 April 2002
  • Tamu acara Malam Kawanua di Los Angeles, USA - 19 Mei 2002
  • Moderator acara Seminar Nasional “Penerapan Teknologi & Peluang Investasi Kepariwisataan “, Bandung
  • Narasumber Gubernuran Sulut, dalam acara sosialisasi gender - 31 Juli 2002
  • Narasumber acara “Anti-Narkoba“ di Gubernuran Sulut, - 1 Agustus 2002
  • Bintang tamu acara “Promosi Wisata DKI Jakarta", Manado - 3 Agustus 2002
  • Bintang Tamu acara “Masyarakat Peduli Banjir“ di Sulut Kota Bitung - 3 Agustus 2002
  • Peresmi Taman (Pondok) Baca, Tegal Gundil Bogor - 10 Agustus 2002
  • Pembicara Talk Show: Female Power Is Not Only Beauty, Institut Teknologi Bandung - 24 Agustus 2002
  • Host acara Better Sleep On Beter Sleep Surfaces (Lady Americana) - 12 September 2002
  • Host acara Frank & Co, Surabaya - 6 – 7 Oktober 2002
  • MC Launch Online Settlement, Hotel Grand Melia Jakarta - 10 Oktober 2002.
  • Pembicara Talk Show “Treasures Of Indonesia: Culture, Nature, And Beyond“, KJRI Los Angeles - 19 Oktober 2002
  • Pembicara Talk Show “Dari Hati ke Hati“, KJRI New York, 26 Oktober 2002
  • Pendamping perwakilan Indonesia membacakan petisi pada Sidang Umum PBB, New York - 28 – 29 Oktober 2002
  • Memberikan pidato pada simposium “Save The Last Wild Orangutan“, Harvard University - 2 November 2002.
  • Host dalam acara Frank & Co, Mal Citraland - 9 – 10 November 2002.
  • Penulis honorer majalah "Tunas (majalah kehutanan), antara lain artikel “Selamatkan Orang Utan dari Kepunahan”, edisi Januari 2003
  • Presenter Battle of Wits, TVRI (setiap Selasa, pk. 16.00 - 17.00 bbwi) - Desember 2001
  • Presenter Beauty & Style, Metro TV (setiap Selasa pk. 14.00 - 15.00) - November 2001 – Agustus 2002.lihat juga

Sabtu, 07 Maret 2009

Duh, Darmawati ...!


Nama Darmawati sempat lama menghilang dari publik Manado. Tapi belakangan perempuan ini menjadi terkenal seantero negeri. KPK menahan pegawai Dephub ini, bersama Abdul Hadi Djamal karena kasus suap.

Ny Stien Dareho-Guneno tidak menyangka anak perempuannya, Darmawati Dareho, ditangkap KPK dalam kasus suap.

Keluarga besar Darmawati mengaku shock. "Saya bahkan hampir pingsan begitu mendengar anak saya, Wati (sapaan Darmawati, Red), ditangkap KPK karena kasus korupsi," kata Stien.

Saat ditanya seputar kisah Wati, janda berusia 72 tahun yang akrab disapa Oma Stien itu menyatakan Wati merupakan anak sulung di antara dua bersaudara. "Kita semua sayang sekali sama dia (Darmawati),'' tutur Stien sembari menghela napas panjang. Saat diwawancarai, Stien didampingi adik kandung Wati, Susi Dareho.

Karena itu, begitu informasi penangkapan menyebar, Stien berusaha menelepon Darmawati. "Kita langsung menelepon Wati. Kita veto-veto pa dia (Kita marahi dia),'' ujar Stien.

Susi ikut mengungkapkan kesedihan atas penangkapan kakaknya itu. "Saya tak menyangka peristiwa ini terjadi. Maka, yang kami lakukan saat ini adalah memasrahkan kepada Tuhan. Biar Tuhan yang beracara," tuturnya, pasrah.

Darmawati amat populer di Manado. Sebelum bergabung di Dephub, Darmawati merupakan selebriti lokal yang membintangi sinetron di TVRI Manado. Sinetron itu berjudul 'Di Sekitar Kita'. Acara yang sangat digemari pada era 1980-an tersebut melambungkan nama Wati. Dalam acara itu pula, Wati berpasangan dengan sejumlah pelawak Sulut, seperti Om Kale dan Bu Tahanusang (Tamaka Kakunsi).

Tak heran, ketika mendengar kabar penangkapan Darmawati, Om Kale dan Bu Tahanusang ikut kaget. "Astaga, kita seolah tak percaya kalau Darmawati sampai begitu. Dia artis berkualitas. Dia hebat,'' kata Om Kale dan Bu Tahanusang yang ditemui terpisah kemarin.

Pernyataan yang sama diungkapkan sejumlah sahabat dan keluarga Wati yang banyak dijumpai di daerah Tuminting dan Wonasa. Mereka juga tak percaya. "Darmawati itu bae-bae. Dia termasuk kebanggaan keluarganya torang. Karena cuma dia yang berhasil berkarir di Jakarta,'' kata salah seorang kerabat yang minta namanya tak dikorankan.

Selain murah hati dan suka membantu kerabat-sahabat, Darmawati tergolong keluarga dengan ekonomi mapan. Darmawati juga suka bergaul dan rajin mengadakan reuni dengan teman-temannya apabila mudik ke Manado. "Terakhir dia menggelar reuni dan Natal bersama kawan-kawan sekolahnya serta keluarga di Hotel Peninsula, Manado," tuturnya.

Yang pasti, Oma Stien berharap agar proses peradilan terhadap anaknya bisa berjalan secara adil. "Saya pasti mendampingi Wati saat sidang nanti di Jakarta," ujarnya.

Darmawati hijrah ke Jakarta sekitar 1989. Kala itu, selepas dari Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP, kini SMAN 7) Mando, Darmawati lolos dalam seleksi penerimaan PNS di Dephub Manado.

Hanya beberapa tahun, dia kemudian dipersunting pengacara Jakarta bernama Imanuel Sembiring SH. Darmawati lantas pindah tugas di Jakarta. Lama tak ada kabar, Darmawati tiba-tiba ditangkap KPK terkait kasus suap. Duh, Darwati..!ts/jp lihat juga

Abdul Hadi Djamal, Caleg Di Hotel Prodeo


Abdul Hadi Djamal, anggota DPR Komisi V yang tertangkap menerima suap oleh KPK mengaku dirinya tidak bersalah kepada keluarganya. Lepas dari pada itu ia mencatatkan dalam sejarah bangsa ini, Abdul Hadi Djamal adalah Caleg yang sedang top, karena masuk bui.

"Pak Hadi mengaku ke adik saya, Hafifah bahwa ia tidak tahu menahu dengan uang tersebut," kata Samhi Muawan Djamal, adik kandung Hadi Djamal usai acara doa bersama untuk kebebasan Hadi Djamal, di Makassar, kemarin.

Menurut Samhi, yang juga pembantu rektor IV Universitas Muhamadiyah Makassar ini, ada indikasi yang mengarah ke jebakan. Saat penangkapan, Hadi tidak berada di mobilnya. Hadi sengaja dipindahkan dari mobilnya, bukan di mobil yang ia pakai saat datang.

"Kalau bukan jebakan mengapa mesti dipindahkan dari mobilnya? Di mobil yang ada uangnya itu bukan mobil milik bapak, ia diminta seseorang untuk pindah mobil yang sudah ada uangnya," jelas Samhi.

Indikasi lain, lanjut Sahmi, uang yang dimaksud sebagai uang sogok dari pengusaha bernama Hontjo tidak berada di dalam tas caleg DPR RI Dapil Sulsel I ini.

Berdasarkan keterangan Hafifah beberapa saat usai penangkapan malam itu, kata dia, sebenarnya Hadi datang ke tempat ia tertangkap karena undangan seseorang.

"Sebenarnya Pak Hadi tidak mau datang tapi karena dipaksa ia datang juga. Tapi siapa orang yang mengundang itu saya juga tidak jelas," ucapnya.

Menurut sang adik ini, sosok Abdul Hadi bukan seperti kebanyakn orang yang mencari uang untuk memperkaya diri sendiri. Ia berjuang untuk masyarakat, 5 tahun menjadi anggota DPR RI ia tidak memiliki harta dan simpanan.
Pilih Golput
Sementara itu, sejumlah pengurus DPP PAN, kepada Kontekaja, Sabtu (7/3), mengakui Abdul Hadi Djamal selama ini cukup dekat dengan teman-temannya dan gampang bergaul. Ia juga memiliki basis yang kuat di daerah pemilihannya.

"Abdul Hadi Djamal boleh dibilang punya loyalis kuat," kata seorang pengurus DPP PAN yang enggan disebut namanya.

Abdul Hadi Djamal tercatat sebagai caleg di Dapil Sulsel I yakni Makassar, Gowa, Bantaeng, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, serta Selayar.

Sebelumya, begitu dipecat DPP PAN, para pendukung Abdul Hadi Djamal mengancam golput. "Dia itu orang kuat di daerahnya. Kalau ada koruptor yang didukung massa banyak, ya dia," kata pengurus DPP PAN yang juga anggota dewan kepada Kontekaja, Sabtu.

Samhi yang juga Koordinator tim pemenangan Abdul Hadi Djamal, mengancam akan mengibarkan bendera golput alias memilih tak memilih menyusul pemecatan kakaknya.

"Masyarakat mulai tingkat kabupaten, kecamatan, hingga dusun lebih memilih golput," katanya berapi-api.

Tim koordinator pemenangan Abdul Hadi tersebar di tujuh kabupaten di Sulawesi Selatan.

Samhi menilai keputusan DPP PAN terlalu terburu-buru dan tidak menghargai asas parduga tak bersalah.

KPU menyatakan bila nanti suara Abdul Hadi Djamal nomor satu maka yang akan masuk senayan adalah yang nomor dua karena dia sudah dipecat oleh partainya.

Sahmi mengatakan sang kakak memiliki dukungan sedikitnya 70 persen atau sekitar 70.000 orang di Bantaeng, dari 120 ribu pemilih.

Jika pencalegan Hadi Djamal dibatalkan, kata dia, maka sedikitnya 200 ribu pemilih Hadi tidak menyalurkan aspirasinya.

"Saya yakin Hadi Djamal memenuhi suara bilangan pembagi, sehingga suara PAN akan hilang sebanyak 200 ribu orang," ujarnya.

Daftar Kian Panjang
Lepas daripada itu, matahari memang semakin redup saja. Gedung bundar baunya kian anyir, menyusul banyaknya anggota dewan yang memakan uang suap.

Soalnya, belum kelar masalah suap Proyek Tanjung Apiapi, kini muncul kasus baru suap proyek Sulawesi Selatan. Untungnya, KPK langung mengendus persekongkolan bejat ini.

"Saya prihatin, mengapa masih ada anggota dewan yang kita tangkap," kata Ketua KPK, Antasari Azhar, begitu sukses membekuk Abdu Hadi Djamal 2 Maret lalu.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya juga tak sembarangan main tangkap. Buktinya, saat diperiksa KPK, Abdul Hadi Djamal mengaku menerima Rp1 miliar dari Komisaris PT Kurniadjaja Wirabhakti Hontjo Kurniawan. Hanya saja, ia bilang ini bukan inisiatifnya sendiri. Namun, ada pihak-pihak lain yang turut menyetir.

Hadi Djamal melalui pengacaranya, Haeri Parani, mengatakan bahwa dana yang diterima diperuntukkan orang lain. "Ini yang perlu digarisbawahi bahwa dana itu ada yang meminta,'' kata Haeri di gedung KPK.

Abdul Hadi Djamal setelah menjalani pemeriksaan pada Selasa (3/3) juga mengaku uang suap yang diterimanya tidak hanya untuk diri sendiri dan bukan buat partainya, Partai Amanat Nasional (PAN). "Abdul Hadi hanya broker," kata pengacaranya.

Sayangnya, anggota Komisi V DPR ini belum mau berterus terang siapa orang yang meminta. Pengacaranya meminta Hadi buka-bukaan saja. Siapa yang menerima uang itu?

Sekadar mengingatkan KPK menangkap Abdul Hadi Djamal pada Senin lalu (2/3) setelah ia menerima uang tunai US$90 ribu dan Rp54,5 juta dari Hontjo yang diduga suap. Hadi sebelumnya juga ditengarai menerima Rp2 miliar.

Pada 27 Februari lalu juga disebut-sebut ada penyerahan Rp1 miliar yang belakangan diduga mengalir ke kantong Wakil Ketua Panitia Anggaran (Panggar) DPR Jhony Allen Marbun.

Hanya saja, dengan sigap Jhony membantah tudingan itu. Yang jelas, semua transaksi itu dicurigai untuk mempermulus keinginan Hontjo memperoleh proyek pelabuhan di Selayar dan bandara di Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Haeri sendiri mengakui Abdul Hadi Djamal sudah tiga kali menerima uang dari Hontjo. Nah, yang ketiga sekaligus terakhir terjadi sebelum penangkapan.

Sejauh ini Abdul Hadi Djamal belum mengungkapkan seluruh fakta. Termasuk motif di balik pemberian uang tersebut. Yang pasti, lanjut Haeri, kliennya akan menjalani penyidikan lagi di KPK pada pekan depan. ''Itu pemeriksaan lanjutan,'' kata Haeri.

Dia juga menambahkan, penyidik belum memberi tahu rencana penggeledahan ruang kerja klien Hadi di gedung DPR untuk mendapatkan alat bukti tambahan.

Tak Peduli Dia Broker
Soal peran Abdul Hadi Djamal yang disebut pengacaranya hanya sebagai broker, Wakil Ketua KPK M. Jasin menyatakan, penyidik tidak memedulikan peran Hadi dalam kasus tersebut. "Nggak masalah apakah broker atau bukan. Yang penting, KPK berhasil meringkus penyuap dan yang disuap," kata Jasin tegas.

Apabila ada pihak lain yang terlibat, penyidik tak segan membongkar. "Kami akan mencari barang bukti indikasi korupsi dan keterlibatannya," ungkap mantan auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) itu.

Untuk mengembangkan kasus tersebut, KPK mulai memeriksa tiga saksi yang juga anak buah Hontjo. Mereka adalah Edy (sopir Hontjo), Tatik (staf Hontjo), dan Patekkai (karyawan PT Kurniadjaja). Tiga saksi itu untuk tersangka Hontjo.


Tak akan Berkembang
Di tempat terpisah, Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki mengatakan, penangkapan yang dilakukan KPK masih sebatas pada orang-orang yang "apes". Yakni, mereka yang kedapatan tertangkap saat transaksi.

Padahal, kata Teten, perbuatan Hadi pasti tidak dilakukan sendiri. "Itu jelas bukan hanya dia yang terlibat," tegas dia dalam diskusi bertema 'Bisakah Politisi Tidak Korupsi' di gedung DPD, Jumat (6/3).

Teten bahkan menilai, kendati sudah banyak orang yang ditangkap, KPK akan melempem ketika kasus tersebut masuk ke wilayah parlemen. Mereka seolah tak berdaya apabila arah penyidikan sudah masuk ke wilayah wakil rakyat. "Suap itu bisa jadi anggota dewan ada yang memeras, atau memang pengusaha ingin mendapatkan order dengan menyuap dewan," katanya.

Dia menerangkan, penanganan KPK sudah cukup terpola. Dia mencontohkan, Antony Zeidra Abidin dan Hamka Yandhu yang terseret skandal aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) Rp 100 miliar. Aliran dana itu, kata Teten, jelas tidak hanya ke Antony. "Tapi, KPK tak pernah mengembangkan kasus ke tersangka yang lain. Cukup hanya di Antony dan Hamka," katanya.

Yang paling terang benderang adalah pengakuan Agus Condro soal dugaan suap dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI). Informasi yang berkembang mereka yang menerima uang tak hanya Agus Condro. Bahkan, ada 400 rekening yang menerima limpahan dana itu.

"Tapi, KPK seperti tak ada upaya. Dia belum-belum sudah mengatakan belum cukup bukti. Padahal, kalau kasus yang lain, mereka sangat ngotot ingin mengungkap. Mau tidak mau, kita akhirnya mengatakan bahwa KPK tebang pilih," kata Teten.

Jadi, KPK masih memiliki persoalan independensi. Komisi pimpinan Antasari Azhar itu seperti ketakutan apabila berhubungan dengan DPR. "Mereka, rupanya, takut kewenangannya akan dipereteli anggota dewan. Padahal, korupsi di sana lebih besar lagi," ujarnya.lihat juga

Omar al-Bashir Marah


PRESIDEN Sudan Omar al-Bashir dengan marah menolak perintah penahanan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kejahatan Perang Internasional, ICC.

Di depan para pendukungnya yang hadir dalam unjuk rasa di ibukota Sudan, Khartoum, Bashir mengatakan Sudan tidak akan bertekuk lutut kepada para penjajah.

Dia mengatakan menantang para musuhnya untuk berkunjung ke Sudan dan membicarakan soal hak asasi manusia.

Dia dituduh melakukan dua tindakan kejahatan perang, dan lima tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur, kepala negara pertama yang dikenai dakwaan semacam itu ketika sedang berkuasa.

"Hari ini, Sudan meningkatkan suaranya. Kami mengatakan kepada para penjajah, bahwa kami tidak akan menyerah. Kami tidak akan bertekuk lutut. Kami menjadi sasaran karena kami menolak untuk menyerah." kata Bashir di depan ribuan penduduk yang berkumpul di Lapangan Syuhada.

Singa dan harimau

"Kami adalah singa, dan kami memiliki harimau. Kami akan tetap menentang kolonialisme." tambah Bashir.

Dia mengatakan Pengadilan Kejahatan Internasional, ICC bersama dengan Dewan Keamanan PBB, dan Dana Moneter Internasional, IMF mencoba "melakukan penjajahan lagi, dan mencuri sumber daya mereka."

"Mereka mengatakan pelanggaran hak asasi manusia di Sudan. Kami menantang mereka untuk datang ke sini, dan menunjukkan apa yang terjadi," tambahnya.

Wartawan BBC Owen Bennett-Jones di Khartoum mengatakan pendukung Bashir, banyak diantaranya membawa mobil yang dipasangi loudspeaker, meneriakkan yel-yel anti Barat.

PBB memperkirakan 300 ribu orang tewas dan 2,7 juta pengungsi selama konflik berlangsung di Darfur.

ICC hari Rabu menuduh Bashir bertanggung jawab atas pembunuhan, pemerkosaan, dan tindak kejahatan lain dalam konflik yang sudah berlangsung selama enam tahun ini.

Pengadilan ini tidak memasukkan tuduhan genosida, dengan mengatakan tidak ada bukti yang cukup.

Reaksi Sudan adalah bahwa mereka menegaskan kembali niatnya untuk tidak bekerjasama dengan ICC dan kemudian mengusir 10 badan bantuan asing.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menyambut baik keputusan ICC, namun beberapa negara Arab dan Afrika mengatakan ini akan mempersulit usaha perdamaian di Darfur.

Cina, mitra utama Sudan mendesak ICC untuk membatalkan tuntutannya, dengan mengatakan hal ini semua akan membuat Darfur menjadi lebih tidak stabil lagi.

Baca juga :
1. Sudan Tolak Penangkapan Al-Bashir
2. Al-Bashir Kecam ICC
3. ICC Harusnya juga Tangka Bush

Peran Bank Syariah Pada Ekonomi Indonesia

Dalam pidatonya di hadapan Forum Ekonomi Islam Dunia, awal pekan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya ekonomi syariah. Perbankan syariah dinilai tak terpengaruh krisis ekonomi global. Di Indonesia 30% dana syariah bergerak di usaha kecil menengah.

Bank-Indonesia180.jpgSebagian lembaga keuangan syariah ini sedang mencoba menyusuri pasar-pasar dan pedesaan. Cita-citanya turut andil menumpas rentenir dengan cara memberi pinjaman yang lebih ringan sembari tetap mencari untung sebagai lembaga pembiayaan.

Berikut penelusuran upaya jasa keuangan syariah, yang bergerak di lapis paling bawah perekonomian.

Di Kampung Sawah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Rubiyatun sibuk melayani pembeli, di kios buah miliknya. Ia menyusun buah-buah dalam keranjang, sembari bercerita tentang warungnya.

Kios itu baru diperbesar beberapa bulan silam, menggunakan pinjaman dari Koperasi Mitra Indonesia. Bulan lalu, kata Rubiyatun, seorang pengurus Koperasi Mitra Indonesia makan di warungnya. Lalu berceloteh tentang pembiayaan syariah. Rubiyatun kepincut langsung pinjam Rp. 10 juta untuk buka cabang baru.

Rubiyatiun: "Terus terang ya mbak, setelah ambil uang 10 juta itu, buat modallah, ininya buat modal. Jadi saya mau buka satu lagi, buka cabang. Warung nasi, juga. Tempatnya sudah dapat, tinggal mungkin nunggu orangnya iya atau engga".

Koperasi Mitra Indonesia
Rubiyatun hanya butuh waktu dua hari untuk mendapat pinjaman. Menurut Wahyu Dwi Agung, pendiri Koperasi Mitra Indonesia, para pegawai sengaja memperkenalkan diri dan cari nasabah. Maklum sistem syariah mereka belum seterkenal koperasi, mau pun bank konvensional. Kunjungan nasabah sekaligus sebagai proses analisis usaha.

Wahyu Dwi Agung: "Kalau kita, strategi mendatangi untuk mengetahui tanpa kita kecolongan. Itu sebenarnya strategi melamar gadis. Kita lihat dulu apa adanya, kalau di TV sudah make upan, bedaknya sudah lain. Maka strategi kita yang utama namanya adalah solisitasi, atau kita sebut pula datang kepada masyarakat pengguna. Itu istilahnya yang paling bagus. Skornya tinggi, kalau orang datang itu skornya paling rendah. Yang sedang kalau ada rekomendasi dari yang dikunjungi".

Pengurus Koperasi Mitra Indonesia, Cendana Sari mengatakan cara ini lumayan menekan resiko. Kredit bermasalah katanya hanya 1 persen.

Cendana Sari: "Usaha, karakter, juga lingkungan dinilai. Orang sekitar bisa, ketua RT, mereka ngak mungkin bohong. Ada tiga yang jamin setiap nasabah kita. Itu yang membuat alhamdulilah, resiko dari financingnya sekitar 1 persen, kurang lebih segitu. Kalau bermasalah kita restrukturisasi, kita lihat usahanya. Kalau di mikro, pendampingan itu harus".

Bukan Hanya Muslim
Pendekatan personal pada nasabah, kata Cendana Sari, membuat koperasi cepat diterima masyarakat. Sistem syariah dan penjelasan halal-haram diakui juga merupakan senjata menggaet nasabah. Tapi kata Wahyu, meski pun sistemnya syariah, koperasi tidak hanya menerima nasabah muslim, semua orang boleh.

Wahyu Dwi Agung: "Itu pilihan terbuka. Di Pondok Kopi itu ada nasabah, ya mungkin bisa kita lihat di sini. Jadi, gak ada masalah, kan? Kita ekonomi banget. Perihal orang memilih karena dasar syariah, ada. Dan cepat boleh bisa, karena dekat dan cepat bisa. Artinya gini, kalau beli barang di toko, entah yang punya itu misalkan Engkoh atau Made, buat saya gak ada urusan. Karena apa? Kepentingan saya pada waktu itu harus beli dengan cepat dan harus dapat".

Koperasi Mitra Indonesia atau KaMI baru berdiri satu setengah tahun, memiliki anggota seratusan di kawasan Cileungsi, Bogor. Asetnya sekitar Rp. 1 milyar. Selain melayani simpan pinjam, koperasi ini juga mengurusi simpanan pendidikan dan haji.

KaMI adalah satu dari 28 koperasi yang berdiri di bawah kendali perusahaan Jasa Keuangan Syariah berlabel MC Business. Sebagian koperasi itu sudah lama berdiri, sebagian lagi usaha baru. Karyawannya sekitar 100 orang. Saat ini baru menjangkau Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Tahun ini akan merambah seluruh Jawa dan Lampung dengan target 50 koperasi baru.

Presiden Direktur MC, Wahyu Dwi Agung mengatakan, seluruh koperasi harus ikut sistem syariah. Uang yang disalurkan berasal dari bank-bank syariah dan sebagian kecil dana simpanan nasabah.

Wahyu Dwi Agung: "Kita mencari dana, mengelola dana dan menjamin dana. Kita kerja sama dengan koperasi syariah di Indonesia, tapi manajemen dikelola oleh MC. Keuangannya kita carikan dari bank syariah, tetapi sistem manajemen dan seluruh operasional dilakukan oleh MC. Jadi MC Bisnis, divisi salah satunya di sektor pemasaran ini yang kemudian menciptakan berbagai banyak kesempatan kerja".

Halal dan Tidak Spekulatif
Syariah berarti hanya menyalurkan uang pada kegiatan yang dinilai halal, dan pada sektor riil. Bukan spekulatif, uang bukan untuk beli uang, kata Wahyu. Wahyu mengakui untuk jasa ini koperasi mengutip uang jasa lebih tinggi, ketimbang bunga pasar, karena butuh biaya operasional lebih besar. Jika Anda meminjam Rp. 10 juta selama setahun, maka uang yang harus dikembalikan nyaris 13 juta.

Soal ini Rubiyatun, pemilik warung di Pasar Cileungsi punya perbandingan. Ia pernah pinjam Rp. 10 juta dan harus kembali dalam waktu 80 hari sebanyak Rp. 12 juta. Kalau dihitung setahun, bunganya 90 persen. Rubiyatun menyebutnya bank harian. Ia terpaksa masuk jebakan rentenir karena gagal pinjam ke bank.

Rubiyatun: "Tahunya bank harian. Bank lainnya besar-besar, ini aku enggak mau puyeng, gitu gara-gara persyaratan yang macem-macem. Pokoknya saya minjem sampai selesai sehari 150 setornya".

Gubernur Bank Indonesia Boediono memberi catatan penting soal kemampuan bank syariah menghadang krisis keuangan, sampai dua kali. Demikian pidatonya pada Festival Ekonomi Syariah kedua di Jakarta, bulan lalu. Bahkan pada 2008, ekonomi syariah tumbuh 35 persen.

Budiono: "Tidak memperkenankan produk-produk yang bersifak spekulatif. Oleh karena itu apabila dipraktekkan dengan benar, resikonya untuk menyebabkan krisis boleh dikatakan tidak ada. Belajar dari pengalaman itu, perbankan sudah seharusnya kembali ke qitohnya dan perbankan syariah layak menjadi teladannya".

Seruan SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta perbankan syariah memperluas perannya di sektor usaha kecil menengah.

Susilo Bambang Yudhoyono: "Saya mengajak para pelaku ekonomi syariah untuk mengembangkan ekonomi syariah dengan fokus utama meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saya juga memberikan apresiasi atas realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat syariah kepada pelaku usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah".

Kehebatan ekonomi syariah ini juga ditegaskan Presiden ketika memberikan sambutan dalam pertemuan Forum Ekonomi Islam Dunia di Jakarta pekan ini. Kata presiden, saat ini banyak negara Barat siap menerima bank syariah, karena tidak memasukkan aset berbahaya dalam investasi dan tidak ada resiko. Sistem syariah juga dinilai tak terpengaruh krisis.

Karena itu usaha kecil menengah diharapkan menjadi fokus bank syariah yang sedang tumbuh. Direktur Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Ramzi A. Zuhdi mengatakan, dari nilai aset perbankan Syariah sebesar Rp. 50 trilyun lebih, 35 trilyun di antaranya berada di sektor keuangan mikro.

Ramzi A. Zuhdi: "Kalau kita melihat data laporan keuangan mereka, sebetulnya 70 persen udah UMKM karena corporate hampir tidak mau masuk ke daerah syariah. Ini di mata mereka belum terlalu jelas. Mereka sendiri kan punya hitungan-hitungan tertentu yang harus pas dengan itu".

Usaha Kecil
Akhir 2009, aset bank syariah diharapkan mencapai Rp. 90 trilyun. Artinya, diperkirakan tambahan Rp. 28 trilyun lagi dana syariah yang mengalir ke sektor usaha kecil. Kenapa bank syariah sukses di UKM? Direktur Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Ramzi A Zuhdi.

Ramzi A. Zuhdi: "Populasinya banyak di UMKM. Mengimplentasinya sulit. Di korporate umumnya kita bicara dengan pemilik, kalau di UMKM, seperti di fes, syariah sudah ada tapi belum disebut syariah. Di kampung, kalau ada sawah yang tidak dipakai, kemudian dipakai, kemudian ada bagi-bagi hasil. Itu sudah ada pada diri masing-masing. Karena pemilik dan pengusaha jadi satu, lebih gampang merasakan manfaatnya".

Menurut Direktur Utama BRI Syariah Ventje Raharjo, mengikuti perusahaan induknya BRI, lembaganya juga akan memfokuskan diri pada usaha kecil menengah.

Ventje Raharjo: "Arahnya adalah menengah bawah yaitu ke kota kedua, dan pedesaan, kita akan menempatkan tenaga melalui kantor unit BRI, terutama di pedesaan. Dengan tenaga itu kita perkenalkan produk kita, perkenalan macam-macam melalui pesantren, RS Islam, dan edukasi ke masyarakat umum".

Ventje Raharjo mengakui bukan perkara mudah menembus masyarakat bawah. Selain butuh tenaga khusus, biaya operasionalnya juga lebih besar.

Pengamat Ekonomi Syariah, Syafii Antonio menyarankan para pejabat bank syariah untuk melepas dasi, menggunakan bangunan sederhana dan meninggalkan mobil kalau mendekati pemilik usaha kecil. Kata Syafii, sebagian manajemen bank syariah saat ini masih enggan menempuh cara itu dan hanya bermain di lingkungan usaha menengah. Syafii mengingatkan, memberdayakan usaha kecil adalah roh ekonomi syariah.

Syafii Antonio: "Jadi tidak sah jadi lembaga keuangan dan perbankan syariah, kecuali dia mendedikasikan diri untuk pemberdayaan ekonomi umat. Sementara umat itu berada di menengah kecil. Itu yang pertama. Jadi ini bukan mau atau tidak mau, ini sudah merupakan maklumat keberadaannya. Artinya ruhnya di situ dan bank syariah bisa kehilangan misinya bila mengejar perusahaan yang besar dan melupakan yang kecil. Yang kedua usaha kecil dan mikro itu ternyata sangat profitable".

Buat Semua Orang
Direktur Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Ramzi A. Zuhdi menegaskan seluruh jasa keuangan syariah yang ada di Indonesia bisa dimanfatkan untuk semua orang, semua golongan.

Ramzi A. Zuhdi: "Karena itu sudah sebagai suatu sistem, bukan suatu pandangan agama. Dia merupakan salah satu sistem ekonomi, yang sudah diadopsi oleh semua dunia, termasuk di London, di RRC, Jepang apalagi, Korea baru mulai belajar, Singapura sudah mulai marak".

Soal ini bekas atlet bulutangkis peraih medali emas olimpiade, Susi Susanti, yang kini sukses menjadi pengusaha, punya cerita :

Susi Susanti: "Iya kebetulan saya juga salah satu nasabah bank syariah. Saya juga dapat pinjaman modal dari bank syariah sendiri, jadi buat saya bank syariah bukan hanya untuk muslim, tapi untuk semua kalangan. Mungkin di situ ada beberapa kelebihanlah, dibanding dengan bank-bank yang lain. Soal bunga dan flekxibel juga".

Tim Liputan KBR 68H melaporkan untuk Radio Nederland Wereldomroep di Hilversum.

Rakyat Zimbabwe Tahan Napas

oleh Eric Beauchemin (ranisi)


zimbabwe dollar flickr ZeroOne.jpgGelombang optimisme melanda Zimbabwe, menyusul persetujuan pembagian kekuasaan antara pemerintah dan oposisi yang dicapai bulan lalu. Politisi negara Afrika ini akhirnya bisa juga bersepakat tentang kesepakatan yang sebenarnya sudah mereka capai September lalu.

Ini semua menyusul ribut-ribut soal hasil pemilu. Dibutuhkan waktu sampai dua bulan dan tekanan berat dari luar negeri untuk benar-benar bisa membuahkan hasil.

Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yang sudah berkuasa sejak negara ini merdeka hampir tiga dekade silam, sampai sekarang masih tetap berkuasa. Tetapi pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai sekarang menjabat perdana menteri. Eric Beauchemin baru kembali dari Zimbabwe selatan.

Tahun 2006, ketika berkunjung terakhir ke Zimbabwe, pelbagai pasar swalayan masih penuh. Tetapi inflasi yang begitu tinggi telah berdampak. Waktu itu dolar Amerika ditukar dengan tumpukan dolar Zimbabwe yang nyaris tidak bernilai lagi. Akhir tahun silam, inflasi mencapai 200 persen, tetapi sebenarnya lebih tinggi lagi. Orang biasa, seperti Agnes, bergulat untuk bertahan hidup.

Agnes: "Wah. Pagi hari kita bisa pergi melihat harga barang. Lalu kita ke bank atau teman untuk cari uang, tetapi begitu uang didapat pada sore harinya, harga barang sudah lain lagi. Jadi, kita mesti bawa uang ke mana-mana."

Harapan baru
Inflasi yang begitu tinggi mendadak sontak berhenti Januari lalu, ketika Zimbabwe tidak lagi mengakui mata uangnya sendiri. Mata uang resmi Zimbabwe sekarang adalah dolar Amerika. Dan untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan, toko-toko kembali berisi barang. Tetapi baru 6% orang Zimbabwe yang punya pekerjaan, dan masih banyak pula yang tidak punya dolar Amerika. Sebagian besar bergantung pada sanak keluarga yang berhasil keluar negeri, melarikan diri dari negara yang sarat dengan masalah ekonomi politik ini.

Walaupun begitu, pemberlakuan dolar serta pemerintahan kesatuan nasional baru telah memberi harapan baru kepada sebagian besar orang Zimbabwe. Orang-orang yang sebelumnya pergi dari Zimbabwe, termasuk Lot, tukang bangunan berusia 49 tahun, kini pikir-pikir serius untuk pulang kampung.

lot-masuku240.jpg
Lot: pergi ke Afrika Selatan
(foto: Eric Beauchemin)
Lot: "Saya mungkin akan pergi sebentar ke Afrika Selatan, tapi tidak untuk selamanya. Kesepakatan politik baru saja ditandatangani, jadi masih butuh waktu agar hasilnya benar-benar terlihat. Saya mungkin akan ke Afrika Selatan selama beberapa bulan untuk cari uang, tapi saya benar-benar berharap semuanya akan berhasil, terutama jika orang-orang bersatu dan tidak meributkan masalah-masalah kecil."

Sabar
Masih dipertanyakan apakah niat Lot itu benar-benar bisa jadi kenyataan. Beberapa bulan terakhir sudah terjadi sejumlah konflik antarpartai di pemerintahan kesatuan, kata Takura Zhangazha, direktur Institut Media Afrika Selatan.

Takura Zhangazha: "Pada dasarnya, hal ini tidak akan berlangsung lama. Ini sesuatu yang lebih bergantung pada niat baik para pemimpin oposisi di Zimbabwe untuk mendapatkan dukungan umum rakyat. Salah satu kuncinya, pemerintahan kesatuan nasional harus menjamin perubahan konstitusional yang demokratis dan pemilihan umum yang adil segera setelahnya. Situasi ini tidak akan bertahan selamanya."

Masyarakat sipil Zimbabwe menyadari hal itu. Mereka telah menunjukkan kesabaran luar biasa ketika melihat negara mereka jatuh. Banyak orang yang diwawancara menyatakan, mereka bersedia bersabar sedikit lebih lama, dengan harapan, negeri mereka akan kembali bangkit.

Morgan Tsvangirai: Dari Satpam Jadi Perdana Menteri

Morgan Tsvangirai kini menjadi perdana menteri untuk pemerintah persatuan Zimbabwe. Dia, dulunya ternyata tukang tenun yang kemudian memilih menjadi satpam. Tak dinyata, kini dia menjadi pemimpin penting negeri di Benua Hitam itu.

Morgan Tsvangirai tergelak lemas di atas tempat tudur sebuah rumah sakit di Harare, Sabtu (7/3). Ia bersama sang istri pada Jumat lalu mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Harare. Istrinya, Susan tewas karena luka yang dideritanya. Sedangkan dia sendiri cedera.

Kecelakaan yang terjadi di luar ibukota Harare itu, menyebabkan pemimpin kiri berpengaruh ini dirawat di rumahsakit. Targedi ini sendiri terjadi hanya tiga pekan setelah ia dilantik menjadi PM baru.

Morgan Tsvangirai menjadi kekuatan penting di dalam politik Zimbabwe selama bertahun-tahun sebagai pemimpin oposisi. Dia diharapkan dapat mengakhiri gejolak politik selama setahun dan menyelamatkan Zimbabwe dari kebangkrutan ekonomi.

Pemerintah Persatuan
Bukan peminum dan bukan pula perokok, Tsvangirai, 56 tahun, yang berasal dari suku mayoritas Shona, dipandang luas sebagai harapan baik untuk memulihkan keberuntungan Zimbabwe, namun banyak pula yang khawatir terhadap gabungan kekuatannya dengan Presiden Robert Mugabe.

Gerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC) Tsvangirai menang dalam pemilihan parlemen tahun lalu.

Dia juga menang dalam putaran pertama pemilihan presiden, meskipun mundur dari pencalonan Juni lalu karena adanya aksi kekerasan dan intimidasi dari partai yang berkuasa ZANU-PF yang dipimpin Mugabe.

Sebagai negara yang ekonominya sedang merosot, situasi politik yang mengalami kebuntuan, Tsvangirai dan Mugabe akhirnya menyepakati untuk mewujudkan pemerintah persatuan pada awal tahun ini. Ini pun terjadi setelah terjadi desakan-desakan keras dari masyarakat internasional.

Aksi Pemogokan
Tsvangirai muncul sebagai kekuatan politik hebat pada Desember 1997 ketika dia memimpin Kongres Serikat Buruh Zimbabwe (ZCTU) dalam aksi pemogokan yang menyebabkan kegiatan negara terhenti.

Sebagai seorang yang pintar pidato dan orator yang meyakinkan, dia mendapat tekanan sebagai penyebab kesulitan ekonomi yang merosot tajam.

Ia pada 1999 tampil membentuk MDC, yang berusaha mengakhiri cengkeraman kekuasaan Mugabe di negeri ini. Mugabe sendiri berkuasa sejak kemerdekaan negara itu pada 1980.

Tsvangirai sering mengeluarkan kritik keras terhadap pemerintah. Ini membuat dia dua kali ditahan penguasa, yakni pada 1989 setelah peringatan mengenai meningkatnya penindasan negara, dan tiga tahun kemudian setelah dia mengabaikan larangan melakukan protes umum.

Tsvangirai mempunyai perjalanan yang tidak mudah. Dia pernah menjadi target empat percobaan pembunuhan, termasuk salah satunya pada 1997. Para penyerang berusaha menjatuhkannya dari jendela kantornya.

Kariernya hampir terhenti pada tahun 2001 ketika dia diajukan ke pengadilan dengan tuduhan berkomplot merancang membunuh Mugabe, berdasarkan pengakuan dari seorang bekas agen rahasia Israel. Tapi, kemudian namanya dibersihkan.

Dua tahun kemudian, suatu tuduhan kedua dikenakan padanya karena menyerukan kepada para pendukung partai, agar menggulingkan pemerintah. Dalam kasus ini dia juga diseret ke pengadilan sebelum dia dijatuhi hukuman.

Pada Maret 2007, Tsvangirai adalah termasuk di antara lusinan aktivis oposisi yang diserang pada saat mereka berusaha memimpin demo anti pemerintah, sehingga dia menderita luka di kepalanya.

Lahir pada 1952 di Gutu, selatan ibukota Harare, Tsvangirai adalah sulung dari sembilan anak dan putra dari seorang tukang bangunan.

Setelah bekerja sebagai tukang tenun selama dua tahun, dia keluar untuk menjadi satpam pabrik di suatu tambang nikel di Mashonaland. Dia menetap di sana selama 10 tahun, sebelum melangkah ke serikat buruh nasional.

Pada 1988 dia dipilih sebagai sekjen dari apa yang kemudian menjadi ZCTU.

Tidak seperti kebanyakan politisi Zimbabwe, Tsvangirai tidak ikut ambil bagian dalam perang kemerdekaan Chimurenga melawan pemerintah kolonial kulit putih.

Dia berumur 28 tahun ketika Zimbabwe meraih kemerdekaannya dari Inggris, dan segera aktif di partai pemenang ZANU-PF pimpinan Mugabe.

Sama dengan mantan presiden Zambia Frederick Chiluba dia juga berasal dari pemimpin serikat buruh. lihat juga

Senin, 02 Maret 2009

Ferry Mursyidan Baldan Masih Betah di Senayan


BOLEH jadi, Ferry Mursyidan Baldan kini bisa bernafas lega. Harap maklum, saat penetapan penomoran di Partai Golkar, dia termasuk kader beringin yang mulai disisihkan. Ferry diberi nomor 5 untuk Dapil Jabar 2 yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. 

Persaingan di dapil ini tergolong ketat. Di sini, 10 kursi DPR RI akan diperebutkan oleh 175 caleg. Selain harus bersaing deng kader Partai Golkar yang punya nomor urut jadi, Ferry akan bersaing dengan sejumlah artis seperti Derry Drajat (PAN), Theresia E.E Pardede yang lebih dikenal dengan nama Tere (PD), Rieke Diah Pitaloka (PDIP), Rachel Mariam Sayidina (Partai Gerindra). 

Selain itu, ia juga akan bersaing dengan Nu'man Abdul Hakim (mantan Wagub Jabar/PPP), Taufiq Kiemas (PDIP), dan Dedy Djamaludin Malik (PAN).

“Kalau orang sudah kompetisi, ya siap kalah siap menang,” kata Ferry, suatu ketika. 

Jadi, Ferry tak takut kalah. Bahkan ketika sebuah survei menyebut dirinya kalah top dengan artis, Ferry juga tak takut. Ia membandingkan dengan pemilu 2004. Pada saat itu perolehan suara Ferry lebih besar dibanding dengan Marissa Haque. 

“Waktu tahun 2004 yang milih saya 98.000, sedangkan Marissa Haque yang latar belakangnya artis 60.000. Jadi gak usah risau, yang penting kita kompetisi sebagai caleg bukan sebagai artis,” katanya, tersenyum.

Namun Ferry mengakui popularitas artis yang lebih dikenal oleh masyarakat dibanding dengan politisi. Menurutnya hal itu dikarenakan artis memang pekerjaannya selalu dipublikasikan ke masyarakat.

“Artis lebih populer wajar saja. Dia (artis) dikenal karena pekerjaannya dan lebih sering dia tampil di TV,” kata kader beringin yang sudah sekitar 12 tahun membina konstituen di Kabupaten Bandung tersebut.

Hanya saja, waktu Ferry tak hanya untuk kampanye. Ferry sejauh ini masih sibuk membahas sejumlah rancangan undang-undang (RUU). 

Itu sebabnya, polisi 47 tahun ini mengambil langkah membangun komunitas melalui Facebook, situs jejaring sosial terpopuler di dunia maya. Ia mengurus sendiri profilnya, saat ia sempat. Konon jumlah kawan Ferry di Facebook sudah mencapai 5000-an. "Dari jaringan itu," kata Ferry, "saya bisa berdiskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembahasan undang-undang di parlemen, salah satu tugas saya." 

Jalan Hidup
Politik memang seperti sudah jadi jalan hidup Ferry. Mencebur ke dunia politik sejak masih mahasiswa, Ferry belajar banyak tentang bagaimana cara berdiskusi dan berpolitik dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tak hanya bekal berpolitik, dari organisasi mahasiswa itu lelaki berdarah Aceh ini juga mendapat pasangan hidupnya, Hanifah Husein. "Dia juga aktivis HMI," ujar Ferry.

Tapi, kalaupun Hanifah punya banyak bekal untuk jadi politikus, Ferry tak akan mengizinkan istrinya aktif di partai politik. Kenapa? "(Berada dalam) satu partai saja bisa tidak akur, apalagi beda partai?" 

Ferry resmi menjadi anggota Golkar pada 1992. Kemudian ia terpilih menjadi anggota MPR RI periode 1992-1997 mewakili organisasi pemuda/mahasiswa. Ia pernah menjadi Sekjen DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) pada periode 1998-2003 dan terpilih sebagai Ketua DPP Kosgoro (1994-1999).

Pemilu 1997 ia menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Bandung. Ferry ditempatkan dalam Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Hukum, Kepolisian, dan Aparatur Negara. 

Seharusnya ia menjalani masa keanggotaan DPR RI hingga 2002. Tetapi tumbangnya rezim Orde Baru memaksa dipercepatnya pelaksanaan Pemilu. Masa kerja DPR RI hasil pemilu 1997 pun hanya sampai 1999

Pada pemilu 1999, Ferry kembali menjadi anggota DPR RI periode 1999 -2004 dan terpilih Wakil Ketua Komisi II. 

Dalam periode ini, Ferry terlibat penyusunan UU yang dinilai banyak pengamat sebagai landasan menuju Indonesia yang demokratis, yakni UU No 22/1999 tentang Otonomi Daerah, UU No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, dan Pansus tiga UU Bidang Politik, khususnya UU Parpol dengan Ferry sebagai Ketua Pansus.

BIODATA SINGKAT

FERRY MURSYIDAN BALDAN  

T/Tgl Lahir: Jakarta, 16 Juni 1961
Umur : 47 th
E-mail : ferrymbaldan@calegindonesia.com 
Agama : Islam
Status : Nikah 
Anak :  

Pendidikan 
SD Slipi II Pagi, 1973 
SMP Alazhar, 1976 
SMA 11 (70 Bulungan), 1980 
S1 Fisip Jurusan Hubungan Internasional, UNPAD


Kabupaten/Kota : Kab. Bandung
Daerah Pemilihan : Jawa Barat 2

Riwayat Pekerjaan 
Wakil Ketua KOMISI II DPR RI 1999 - 2004 
Ketua KOMISI II 2004 - 2005 
Anggota Komisi II DPR RI 
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR 
Ketua PANSUS RUU Pemerintahan ACEH 2006 
Ketua PANSUS RUU PEMILU 2007 
Ketua PANSUS PILPRES 2008


Pengalaman Organisasi
Anggota BPM Fisip UNPAD 1984 
Ketua Umum Senat Mahasiswa UNPAD 1986 
Ketua Umum BADKO HMI Jabar 1988 - 1990 
Ketua Umum PB HMI 1990-1992 
Ketua GM KOSGORO 1994 - 1999 
Sekjen DPP AMPI 1998 - 2003 
Ketua Umum IKA UNPAD 2008 - 2012

Minggu, 01 Maret 2009

Indonesia So Far So Good

oleh Miftah H. Yusufpati

Krisis ekonomi dunia terasa begitu menggigit. Hampir saban hari kita mendengar pemutusan hubungan kerja terjadi di seluruh dunia. Industri raksasa satu persatu menutup pabriknya. Sejumlah Negara maju mengeluarkan stimulus untuk mencegah ambruknya pekekonomian mereka. 


Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss Kahn mengatakan: advance economy are already in a depression (ekonomi negara maju sudah mengalami ‘depresi’).

Belum lama ini, IMF menurunkan secara signifikan prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 dari semula 2,2% menjadi 0,5%. 

Pertumbuhan ekonomi negatif, kontraksi 1,5%-2,5 % akan dialami oleh Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, sedangkan ekonomi China diprediksi tumbuh hanya 6,7% dan negara-negara anggota ASEAN tumbuh cuma 2,7%. 

Dibandingkan dengan Singapura yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi 4%-5% pada 2009. Kredit perbankan juga masih akan tumbuh 15%-18%. 

Kini, likuiditas rupiah cukup banyak, perbankan memiliki SBI sebanyak Rp216 triliun. Suku bunga Bank Indonesia sudah turun ke posisi 8,25%, dan masih ada ruang penurunan apabila inflasi terus melandai.

Sementara secara resmi pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan akan mengalami perlambatan terutama disebabkan turunnya kinerja ekspor. Pemerintah mematok target pertumbuhan enam persen pada 2009.  

Kondisi Indonesia, memang tak seburuk negara lain dalam krisis saat ini. Perbaikan pertumbuhan ekonomi tahun depan masih cukup baik tertolong oleh permintaan domestik yang masih kuat, khususnya konsumsi swasta.

Selama periode tersebut masih kuatnya konsumsi swasta didukung pelaksanaan pilkada dan pemilu serta ketersediaan pembiayaan perbankan. 

Kendati demikian, di sisi ekspor, melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan menurunnya harga komoditas internasional mulai berdampak pada kinerja ekspor.

Banyak kalangan menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 menduduki peringkat ketiga setelah China dan India. Ini satu hal yang luar biasa. Dunia internasional kini menyebut Indonesia so far so good. 

Dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, Indonesia menduduki peringkat ketiga.

Sekitar 65%-70% pertumbuhan Indonesia berasal dari konsumsi dalam negeri. Artinya, jika konsumsi bisa dipertahankan 4%-5% maka ekonomi juga bisa tubuh 4%. Sedangkan yang menjadi sabuk pengaman kita adalah sektor informal dan UKM. Jadi bagaimana kita bisa mendukung kedua sektor tersebut sehigga ekonomi bisa tetap tumbuh. 

STIMULUS UKM
Pemerintah menambah anggaran dana penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) dinaikkan dari alokasi awal Rp 1,4 triliun menjadi Rp 3,4 triliun untuk tahun 2009. Dengan tambahan itu, pemerintah berharap jumlah kredit yang bisa disalurkan bertambah dari Rp 14 triliun menjadi Rp 34 triliun.

Anggaran KUR awal yang ditetapkan dalam APBN 2009 sebesar Rp 1,4 triliun, tetapi melalui sebuah keputusan presiden, pemerintah menambah dana penjaminannya Rp 1 triliun.

Terakhir, pemerintah juga mengusulkan tambahan dana penjaminan KUR senilai Rp 1 triliun yang diambil dari alokasi dana stimulus fiskal untuk infrastruktur yang mencapai Rp 10,2 triliun.

Dengan adanya tambahan dana penjaminan tersebut, pemerintah berharap perbankan yang ditunjuk menyalurkan KUR bisa menyediakan kredit hingga Rp34 triliun karena gearing ratio (rasio dana jaminan terhadap kredit yang dikucurkan) mencapai 10 kali. 

Saat ini, sebaran terbesar KUR difokuskan pada jasa perdagangan, pertanian, perikanan, manufaktur dan tambang.

Pemerintah berharap tambahan dana tersebut bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Untuk itu, penempatan KUR di sektor manufaktur, perikanan, dan pertanian akan mendominasi.

Sejak dicanangkan pada akhir 2007 program pembiaya-an itu terbukti mampu terserap optimal meskipun sejumlah masalah terjadi dalam perkebangannya.
 
Tercatat realisasi KUR per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp12,456 miliar untuk 1.656.544 debitur dengan rata-rata kredit Rp7,52 juta per debitur. Jumlah itu belum sepenuhnya terserap keseluruhan dari total dana yang dianggarkan pemerintah Rp14,5 miliar pada 2008. 

KUR disalurkan oleh enam bank pelaksana yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. 

Meski dana KUR 2008 belum sepenuhnya terserap tetapi sisanya akan tetap disalurkan pada 2009. Dana itu akan ditambah dengan anggaran KUR 2009 yang plafondnya mencapai Rp20 triliun. 

Anehnya, sejumlah kalangan menerjemahkan kebijakan pemerintah ini dari sudut pandang yang negatif, sehingga tak sedikit dari mereka yang justru menolak program kucuran dana tambahan secara langsung ke masyarakat.

Padahal dalam situasi ekonomi yang sedang krisis seperti sekarang, insentif yang paling dibutuhkan adalah penyaluran langsung dana ke masyarakat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan BLT.

Pengamanan sektor riil dan pasar dalam negeri diyakini menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa krisis ekonomi global saat ini. 

Berdasarkan pengalaman krisis ekonomi 1997-1998, sektor informal dan usaha kecil menengah (UKM) telah menjadi sabuk pengaman yang mampu menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga tidak terlalu terpuruk seperti negara lainnya.

Mungkin kita sebaiknya mengingatkan tentang sabda Nabi Muhammad; " belajarlah walau sampai ke negeri China..."

Apa relevansinya? Negeri itu kini juga mengalami problem berat bahkan lebih erat dari Indonesia. China mengatakan 20 juta pekerja migran dalam negeri kehilangan pekerjaan akibat kelesuan ekonomi. 

Bahkan ada yang menyebut sekitar 26 juta tenaga kerja di China yang terkena PHK akibat krisis.

Hanya saja, Pemerintah China langsung membuat katub pengaman. Seluruh dinas ketenagakerjaan di daerah diminta mendata semua tenaga kerja yang pulang kampung saat Imlek lalu. Pemerintah menyiapkan kredit murah bagi mereka yang bersedia putar haluan menjadi wiraswastawan.

Tak berhenti di sini. China juga menghadapi bencana kemarau yang mengancam sektor pangan mereka. Lahan-lahan gandum di delapan provinsi mengalami kekeringan. 

Pemerintah China langsung menyiapkan dana bantuan lebih dari US$12 miliar untuk membantu para petani yang gagal panen. Dana 86,7 miliar yuan tersebut akan dibagikan ke para petani kecil dan produsen beras yang berada di bagian utara dan timur China, dua kawasan ini adalah yang paling parah terkena dampak kekeringan.

Di luar itu, China mengeluarkan paket stimulus fiskal sebesar US$585 miliar dolar (4 triliun yuan).

Banyak ekonom memprediksi China akan tetap menjadi imam bagi pertumbuhan ekonomi dunia 2009. Kendati agak menurun, ekonomi China tetap tumbuh. Dan kini ekonomi China memang mulai menggeliat, memperlihatkan sinyal perbaikan. 

Ekonomi terbesar ketiga di dunia ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,6% pada kuartal kedua 2009. Sedangkan pada kuartal pertama diperkirakan tumbuh 6,3%. Pertumbuhan sebesar itu adalah yang terendah sejak tahun 1999, tapi tetap saja tumbuh positif. Pada 2007 ekonomi China tumbuh 13% dan 9% di tahun 2008. Pada tahun 2009 ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi China hanya 7,2%.

Nah, lalu mengapa para politisi itu menghambat upaya pemerintah untuk membantu rakyat kecil yang kesulitan, padahal dana yang dikeluarkan juga tak sebesar stimulus yang digelontorkan negara lain. 

Para politisi tampaknya khawatir, dana yang akan dibagi itu dapat menaikkan popularitas SBY-JK. Beginilah jika politik telah menjadi panglima...!




 

Mocernya Lelaki Dinasti Sarwo Edhi Wibowo


Edy Baskoro putra kedua Presiden SBY menjadi caleg Demokrat di daerah kelahiran sang ayah, Pacitan. Peluang dia duduk di senayan sangat besar. Bila itu terjadi, ia akan menambah deretan lelaki sukses dinasti Sarwo Eddy Wibowo. 

Bintang dinasti Sarwo Edhi Wibowo tak juga redup ketika Letjen Erwin Sudjono pensiun pada 27 Desember 2007 lalu. Suami putri pertama Sarwo Edhi yang bernama Wirahasti Cendrawasih ini sudah mencapai puncak karirnya. Ia terakhir menjabat sebagai Kasum TNI yang sebelumnya juga sebagai Pangkostrad.

Erwin adalah trio menantu Sarwo Edhi yang dinikahkan secara bersamaan dengan dua putri Sarwo Edhi lainnya. Satu putrinya lagi menikah dengan Hadi Utomo dan satunya lagi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada saat menikah, Erwin dan SBY sama-sama berpangkan Letnan Satu. Sedangkan Hadi Utomo berpangkat Kapten. 

Nah, para menantu Sarwo Edhi itu kini menjadi orang penting di negeri ini. SBY menjadi Presiden, sehingga menaikkan derajat putrinya, Kristiani Herrawati, yang otomatis menjadi Ibu Negara. 

Sedangkan Hadi Utomo, menduduki posisi Ketua Umum Partai Demokrat, partai papan tengah yang diprediksi bakal naik kelas menjadi partai papan atas pada pemilu 2009. 

Jika menantu Sarwo Edhi membuat moncer dinasti ini, putra Sarwo Edhi sendiri kini juga tak ketinggalan. Mayjen TNI Pramono Edhi Wibowo menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus). Dia seakan melanjutkan tugas ayahandanya yang pernah memimpin pasukan elit TNI-AD ini. 

Pramono merupakan lulusan AKABRI 1980, dan mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton Grup I Kopassandha (1980), Perwira Operasi Grup I opassandha (1981), Komandan Kompi 112/11 Grup I Kopassanda (1984)dan Perwira Intel Operasi Grup I Kopassus (1986). 

Lalu masih ada satu lagi menantu Sarwo Edhi yakni, Gatot Suwondo. Dia adalah seorang profesional, yang sepanjang kariernya bekerja di perbankan. Setelah menjadi Wakil Dirut Bank BNI, kini ia Direktur Utama (Dirut) bank plat merah itu.

Nah, sementara pada generasi ketiga, muncul dua lelaki top putra SBY yakni Agus Hari Murti dan Edhi Baskoro.

Agus Hari Murti kini berpangkat Kapten Inf. Anak sulung SBY dan Kristiani Herawati ini lahir 10 Agustus 1978. 

Cucu Sarwo Edhi Wibowo yang menikahi Annisa Larasati Pohan pada tanggal 9 Juli 2005 tersebut mengikuti jejak sang kakek dan ayahnya, menjadi tentara.

Ia menyelesaikan pendidikan SMA Taruna Nusantara tahun 1997 kemudian selesai dari Akademi Militer tahun 2000. Agus kemudian menyelesaikan gelar Master di bidang Strategic Studies di Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura pada 2006.

Kesatuannya saat ini adalah Yonif Linud 305/Tengkorak, Kostrad. Agus ikut serta dalam Pasukan Garuda XXIII/C yang telah diberangkatkan sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL). Ia tergabung dalam Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis.

Sedangkan cucu Sarwo Edhi dari SBY dan Kristiani yang lain adalah Edy Baskoro. Kini ia tercatat sebagai caleg di daerah kelahiran SBY, Pacitan, untuk Partai Demokrat. Edy adalah Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) DKI Jakarta. 

Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Sutan Bathoegana menyebut Edy Baskoro memiliki kharisma seperti ayahnya sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konstituen.

Dia adalah lulusan S2 Manajemen di Australia, sehingga masuknya ia sebagai Caleg dipandang bukan karena nepotisme. “Dia orang yang sekolah dan otaknya encer. Bukan ujug-ujug. Dia kader kita kebetulan saja anaknya presiden,” papar Sutan.

Bila nanti Edy Baskoro benar-benar menjadi anggota legislatif maka pengaruh Dinasti Sarwo Edhi takkan tertandingi di negeri ini. Apalagi bila SBY tetap terpilih menjadi presiden kembali kelak. 

Di jalur eksektif SBY sebagai pengendali, di legislatif dan partai politik Hadi Utomo dan Edy Baskoro bakal berperan, sedangkan di jalur militer Pramono Edhi kian kuat. 

Bukan hanya itu, peran sang profesional Gatot Suwondo nantinya juga tak kalah penting di jalur perbankan. Begitulah moncernya lelaki di dinasti Sarwo Edhi. 

Sabtu, 28 Februari 2009

Jusuf Rizal, Anak Buah SBY yang Caleg PAN


PRIA ini memang agak unik. Pada 2004 lalu, dia adalah Direktur Blora Center, satu kelompok relawan SBY-JK. Tapi urusan partai, Jusuf Rizal, SE, lebih memilih Partai Amanat Nasional (PAN). "Sejak 2004 saya sudah menjadi caleg PAN," kata putra Madura, 43 tahun lalu itu.

Pada saat ini Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) -- satu LSM yang mengawasi kinerja aparatur negara-- menjadi caleg DPR-RI partai matahari terbit itu untuk daerah pemilihan Malang, Jawa Timur. 

Mengapa pilih Malang? "Di sana, kan, 80 persen penduduknya suku Madura," katanya, kepada kontekaja, di kantor LIRA, Jakarta, belum lama ini.

Di ruang kerja Jusuf dipenuhi atribut kampanye. Ada kalender sampai bola voly. "Ini mau dibawa ke Malang untuk dibagikan ke konstituen," ucapnya.

Jusuf telah membuat sebuah posko di Kota Malang. Di sana para relawan JR, demikian dia disapa, menjaga posko tersebut. Hampir setiap hari posko selalu sibuk. Para relawan mendata dukungan dan membuat agenda kampanye untuk JR. Setiap hari Jumat JR ke Malang. Biasanya, dia baru balik ke Jakarta Senin.

Tapi, saat ditemui, JR baru saja pulang dari Palembang. "Meresmikan perwakilan LIRA di sana," katanya. Jadi JR memang benar-benar sibuk, selain mengurus kampanye, ia juga masih menggarap LSM-nya. Kini LIRA tercatat memiliki perwakilan di 25 provinsi di Indonesia dan seratusan perwakilan di kabupaten. Jadi wajar saja, hampir setiap pekan, JR keliling Indonesia. 

Kenapa tak membuat partai saja? "Nggak lah. Partai sudah banyak," katanya. "Lagi pula pengurus LIRA itu banyak juga dari partai. Ratusan anggota LIRA kini menjadi caleg di berbagai parpol," katanya terkekeh.

Jusuf optimistis mampu memenangkan pemilu mendatang. Caleg nomor urut 4 ini diuntungkan dengan sistem suara terbanyak. 

Lalu bagaimana dengan Pilpres mendatang? "Saya akan bangun lagi basis yang telah ada dalam Blora Center. Pengurus LIRA juga akan kami rekrut dalam relawan SBY. Saya masih yakin, SBY tetap diingini masyaraat. Jadi tetap mendukung SBY," katanya. lihat juga

Indra Jaya Piliang, dari Pengamat Ingin Jadi Penikmat


POLITIK memang gurih. Profesi ini banyak mengubah banyak orang, dari bukan apa-apa menjadi berharga. Terkenal, berpengaruh dan berkantung tebal. Boleh jadi ini pula yang membuat Indra Jaya Piliang, pengamat politik CSIS, hijrah ke dunia politik. Idra memilih menjadi politisi. Ingin jadi penikmat?

Kini Indra tercatat sebagai calon anggota DPR RI Nomor Urut 2 dari Partai Golkar. Indra dipasang di Daerah pemilihan Sumatera Barat 2 yang meliputi Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

Menilik ucapan-uvcapan dan goresan pena Indra, putra Minang ini sejatinya memasuki dunia hingar bingar politik karena ingin menegakkan prinsip-prinsip politik yang benar. Dan kini ia sibuk berkampanye. Bahkan, selain sebagai Caleg, Indra juga terpilih sebagai juru debat Partai Golkar oleh Tim Kajian Strategis dan Pencitraan Bappilu Partai Golkar.

"Telah enam bulan saya berjalan. Berpidato di banyak tempat, berdiskusi dengan beragam lapisan masyarakat, mencoba melawan arus politik lama yang penuh dengan permintaan atas uang, sembari mencoba cara sendiri untuk menunjukkan apa itu politik," kata Indra menyampaikan kesannya. 

Indra bilang tak pernah takut gagal. "Ketakutan utama saya adalah generasi muda di bawah saya nanti tetap terbelit dengan metoda peraihan kekuasaan politik dengan jalan-jalan pintas." 

Indra tidak memikirkan keberhasilan. Setiap hari adalah bagaimana mengontrol hati, pikiran dan perasaan, dalam menghadapi beragam bentuk perseteruan politik. "Saya meniti lagi arus deras politik dan mencoba untuk tidak tenggelam. Mungkin, ada banyak yang terkejut dengan kehadiran saya di dunia politik, baik di kampung atau di tempat lain," katanya. 

Indra menyatakan; "Saya berani mengatakan 'Tidak!' kepada bentuk-bentuk permintaan yang tidak masuk akal."  

Ia mengaku mendapat dukungan dari kalangan pemuda. Mereka menjadi sangat militan. Cara berpikir mereka berubah atas tujuan-tujuan hidup dan politik. "Saya tidak menyangka bisa menyaksikan diskusi terjadi di kalangan adik-adik yang tidak tamat SMA, tamat SMA sampai baru mulai menyelesaikan kuliahnya. Saya tercengang dengan kemampuan mereka menghadapi dan menganalisa keadaan," katanya.  

Menurut Indra, pertarungan politik adalah bagaimana ide-ide lama ditolak dan ide-ide baru diterima. "Maka saya tidak melihat siapa yang bicara, tetapi apa yang dia bicarakan. Boleh saja usianya tua dan mengaku berpengalaman dalam politik, tetapi ketika orang itu tidak juga bersedia menerima ide-ide baru yang lebih genuine, bagi saya orang itu layak untuk hanya ditemui sesekali," katanya.  

"Tidak banyak yang saya pikirkan lagi," kata Indra. "Kecuali agar adik-adik ini menemukan ritme yang tepat dalam memikirkan masa depan buat mereka sendiri." 

"Enam bulan yang singkat," kata Indra lagi. "Ya, mungkin anda berpikir saya tidak peduli dengan terpilih atau tidak. Tidak. Tentu saya ingin terpilih. Yang saya harapkan, perubahan yang sedikit demi sedikit itu berlanjut, sehingga bangunan generasi baru yang matang untuk menjalankan kehidupan di masyarakat, bangsa dan negara ini benar-benar siap." 

Makanya, kata Indra; "saya tidak terlalu berpikir tentang siapa yang menjadi presiden dan wakil presiden tahun 2009-2014 ini. Yang layak dipikirkan adalah munculnya pembaruan dalam proses suksesi tahun 2014, tahun 2019, tahun 2024 dan seterusnya."  

Pulang Kampung
Indra hijrah ke dunia politik sejak 6 Agustus 2008. "Saya menjadi satu di antara puluhan ribu politisi yang mencoba melakukan sesuatu, sesedikit apapun".  

Indra kini pulang kampung, ke Sumatera Barat, setelah 17 tahun merantau. Kali ini, barangkali bukan menyandang prediket intelektual, tetapi politisi yang baru belajar menjadi politisi.  


Tentang Indra 
Indra Jaya Piliang lahir di Pariaman, Sumatera Barat, pada 19 April 1972. Indra adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Boestami dan Yarlis. Sang ayah, bergelar Datuak Nan Sati. Suku ayahnya Koto. Sang ibu, Yarlis dari suku Piliang. 

Koto dan Piliang adalah rumpun suku utama di Minangkabau. Lareh Koto Piliang adalah sistem sub-budaya dalam budaya Minangkabau yang didirikan oleh Datuk Ketumanggungan, menganut sistem aristokrasi militeristik dalam pengambilan keputusan dan pemerintahan tempo doeloe.

Suami Faridah Thulhotimah ini memiliki dua orang putra, Afzaal Zapata Abhista (21 Juni 2003) dan Fadha Dang Sati Ababil (03 April 2008). 

Indra menamatkan kuliah di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Selanjutnya ia meneruskan kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 

Selama kuliah, ia aktif dalam Studi Klub Sejarah dan pernah menjadi Ketuanya. Pernah juga menjadi Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Fakultas Sastra UI dan pengelola Tabloid Ekspresi FS-UI. 

Di UI, Indra aktif pada majalah Suara Mahasiswa UI, Senat Mahasiswa UI, Senator Badan Perwakilan Mahasiswa UI, Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya dan pernah ikut latihan marching band Madah Bahana. Ia juga sempat menjadi redaktur pelaksana Surat Kabar Kampus Warta UI.

Sebagai aktivis kampus, Indra juga menjadi pendiri dan Sekjen Pertama Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Indonesia (IKAHIMSI) periode 1995-1997. Ia juga tercatat sebagai pendiri Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) bersama Ubaidillah, Henky, Danar, dll. 

Ia juga pernah tercatat sebagai Koordinator Wilayah A (Sumatera dan Jawa) Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Indonesia (FKSMI) yang dibentuk di Universitas Mulawarman, Samarinda, pada 1995. 

Dalam organisasi intra kampus, Indra juga sempat aktif di Forum Amal dan Studi Islam (Formasi) Fakultas Sastra UI, yakni sebagai Ketua Badan Pertimbangan (Majelis Syuro). Indra juga tercatat sebagai anggota dan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Depok.

Dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan itulah Indra mendapatkan teman, sahabat dan juga musuh. Sebagai aktivis, ia bepergian ke pelbagai tempat, bersidang, berdebat dan merumuskan pikiran-pikiran khas kemahasiswaan. Begitulah. Dan tiba-tiba ia menemukan diri sebagai seorang penulis, peneliti dan analis, terutama untuk bidang-bidang politik. 

Namun, kecintaannya kepada kampung halaman dan sikap kritisnya atas kota, juga muncul dalam tulisan-tulisannya. Ia mulai menggeluti masalah-masalah Aceh dan Papua, bahkan juga tertarik mengeksploirasi Bali dan Riau. Dalam aspek yang lebih luas, ia meminati masalah-masalah yang berkaitan dengan otonomi daerah.

Ketika mahasiswa, ia dikenal memiliki sikap anti-kemapanan. Sesuatu yang dianggap kekiri-kirian atau kemerah-merahan. Tetapi ia juga dianggap kehijau-hijauan. Ia terkadang lebih suka disebut seperti semangka: hijau diluar, merah di dalam.lihat juga

Eggi: Dari Parlemen Jalanan ke Parlemen Beneran


oleh Miftah H. Yusufpati

GAGAL beberapa kali menjadi anggota legislatif melalui partai politik tampaknya membuat Dr. H. Eggi Sudjana, SH.Msi, memilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Kini ia sibuk kampanye di daerah pemilihan Jawa Barat. 


Eggi pada 1999 tercatat sebagai pengurus Partai Bulan Bintang (PBB). Hanya saja, aktivis yang sering menyuarakan aspirasinya di jalanan ini, melalui demo, gagal ke Senayan karena kurang dukungan. Pada 2004 ia beralih ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kali ini, Eggi gagal lagi. Yah, gagal lagi, gagal lagi..!

Ini jelas mengecewakan, padahal Eggi sangat berkeinginan untuk mewakili daerahnya, Jawa Barat. Eggi ingin ikut andil dalam membenahi bangsa yang carut-marut ini. 

Boleh jadi inilah yang membuat Eggi tak memadamkan bara semangat untuk ke Senayan. Kini, Eggi bersiap menjadi senator. 

Dia bilang, tak tertarik lagi menjadi anggota DPR-RI. Ia memilih menjadi calon anggota DPD, karena ia ingin ikut membenahi lembaga DPD. "Peran DPD belum signifikan dan tidak menggigit," katanya, kepada KontekAja, suatu ketika. "Padahal DPD merupakan salah satu bagian penting dari Bangsa Indonesia. Nah, inilah yang harus dibenahi." 

Eggi tak tertarik lagi menjadi anggota DPR, lantaran citra lembaga ini sudah terpuruk di mata masyarakat. "DPR sudah tidak baik dan mekanisme rekrutmennya juga buruk, sehingga peluang untuk korupsinya tetap tinggi. Jadi saya tidak mau menambah deretan koruptor," katanya. "Sidang-sidang dapat duit dari ini, dari itu. Jadi kita susah menghindar. Kalau diperiksa akan kena semua." 

Jika terpilih, Eggi bercita-cita, memperjuangkan DPD melahirkan produk hukum. "DPD itu lembaga tinggi negara. Anggota DPD itu sekaligus juga anggota MPR. Maka pada sidang-sidang lima tahunan itu, kan, kita bisa membuat rumusan hukum. Bahkan bisa juga mengamandemen UUD juga."

Dia mengatakan, kewenangan DPD memang terbatas tapi dapat disiasati."Saya berpikir begini, ketika saya tidak punya kekuasaan saja berani melawan rezim yang sedang berkuasa, apalagi saya mempunyai kekuasaan."  

"Dalam arti, kalau takdirnya bagus, saya jadi Ketua DPD, misalnya, saya bisa memanggil Presiden. Pada setiap 16 Agustus, kan ada pidato kenegaraan oleh Presiden. Di situ ada kesempatan besar untuk memberikan masukan dan kritik. Bahwa Bapak Presiden harus begini, kalau nggak begini, mungkin akan terjadi pemberontakkan, misalnya karena saya wakil daerah. Nah, yang seperti ini tidak pernah tersuarakan oleh siapun. Ginandjar nggak sanggup, nggak bisa, karena dia track recordnya bukan aktivis." 

Menurut Eggi, yang utama kini adalah menciptakan hukum dengan aturan-aturan baru yang kondusif untuk mensejahterakan rakyat. Masalah kendala DPD dengan kewenangannya yang terbatas, bisa disiasati dengan melakukan berbagai manuver politik. 

"Manuver saya sebagai seorang aktivis, saya akan panggil Gubenur atau Kapolda, Nah, kalau dibilang ini kan nggak ada aturannya, justru nggak ada aturannya, kemudian saya melanggar apa? Jadi, ya, saya panggi aja. Kan, nggak ada aturannya" ucap Eggi Sudjana. 

Tiga Pilar
Mengenai amademen terhadap UUD 1945, menurut dia sudah tepat, karena itu prosedural. Tapi yang tidak dilakukan DPD saat ini adalah cara-cara seperti penyambung aspirasi rakyat dari daerah yang diwakilinya. Hal tersebut yang belum jalan. Mereka sudah duduk di DPD, kurang memperjuangkan daerahnya. Seharusnya kearifan lokal dari daerah itu yang dimunculkan.

"Saya Jawa Barat, maka saya akan bikin Jawa Barat daerah yang termaju. Nah, kalau DPD punya prinsip seperti saya, maka semua daerah di Indonesia tentu akan maju. Bagaimana agar termaju, maka akan dibuat kategori-kategori daerah termaju. Misalkan untuk hukum, ekonomi dan politik atau sebaliknya, semua itu dinilai. Seluruh komponen bangsa tidak bisa lepas dari tiga komponen ini."

"Argumentasi saya, ketika anda mau mengubah apapun, harus lewat kebijakan. Kebijakan bisa diambil melalui saluran politik. Setelah menjadi kebijakan, maka namanya menjadi hukum. Kemudian hukum menjaga ketertiban. Ekonomi adalah nadi hidup masyarakat semua. Kalau tidak diatur oleh tatanan hukum yang benar dan tidak melalui saluran politik yang benar juga, maka bisa terjadi chaos." 

Menurut Eggi, ketiga pilar ini harus menjadi simultan dan tidak boleh menjadi timpang. Dengan kata lain, dengan stabilitas politik yang bagus dan adanya kepastian hukum, maka ekonomi akan tumbuh dan berkembang.  

"Tiga kategori ini harus diukur pada setiap daerah. Termasuk hukum pidananya. Kenapa? Misalnya di Jakarta, kok, krimininalitasnya terus meningkat, tiap 4 jam sekali terjadi perkosaan, 2 menit sekali terjadi pencurian, mana perlu dipertanyakan peran polisi mengayomi dan melindungi masyarakat. Nah, ini saya panggil Kapolda," ungkap Eggi berapi-api. "Inilah fungsi DPD."

Jika terpilih nanti, kata dia, bila saat kunjungan kerja, ia akan menemui pejabat-pejabat daerah, seperti Gubernur, Kapolda, dan Bupati atau Walikota. Jadi, kata dia, tidak hanya secara formal, non formalpun bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat sebagai anggota DPD. 

"Atau saya inisiatif sendiri kunjungan. Saya akan datangi kantor Gubenur. Saya katakan kepada Gubenur bahwa saya wakil rakyat dari daerah sini. Mau begini-begini. Kenapa? Siapa yang nyalahi saya? Kalau saya disalahi, yang nyalahi itu yang paling salah, kan saya sedang membawa aspirasi masyarakat!" kata Eggi.

Banyak orang menyebut, pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1959 ini adalah tokoh yang multi dimensi. Selain sebagai Lawyer yang tangguh, ia adalah aktivis pergerakan. Ia juga politisi yang dikenal tegas dan tak segan-segan berseberangan dengan penguasa. 

Putra dari pasangan H. Sukarna dan Hj. Djudju Arsanah ini, juga tercatat sebagai dosen di beberapa Universitas. Lebih dari itu, ia adalah penulis buku yang sangat produktif.

Nama Eggi sempat menjadi “News Maker” saat mengungkap “Pemberian Mobil Jaguar kepada Kalangan Dalam Istana”. Berita ini sempat membawa sang aktivis ini harus diseret ke meja hijau dengan tentang Penghinaan terhadapa Presiden RI. Pada saat itulah ia justru mengajukan hak uji materil (judicial review) terhadap pasal penghinaan presiden itu ke Mahkamah Konstitusi. Hasilnya, MK mencabut pasal 134 jo pasal 136 bis KUHP tentang Penghinaan terhadap Presiden RI dalam hukum Indonesia, yang sudah berumur 100 tahun.

Raja Demo
Lantaran seringnya berdemo, ada media yang memberi julukan pria Sumedang ini sebagai 'raja demo'. Dan Eggi memang sudah menjadi aktivis sejak masih bersekolah di SMP dengan mengikuti demostrasi Malari bersama dengan Hariman Siregar.  

Ia semakin terasah sejak memasuki bangku kuliah di falkutas hukum Univesitas Jayabaya. Mantan Ketua HMI Cabang Jakarta periode 1984-1985 ini juga termasuk menentang kebijakkan pemerintah ORBA pada tahun 1985 tentang penerapan azas tunggal Pancasila kepada seluruh organisasi massa. Ia juga tercatat sebagai ketua umum pertama PB HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi), wadah anggota HMI yang menentang penerapan azas tunggal Pancasila) periode 1986 – 1988.

Lepas dari aktivis kemahasiswaan Eggi mendirikan PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia). Dalam organisasi ini ia menjadi presiden pertama periode 1998 – 2003 & periode 2003 – 2005. Jabatan dia kini adalah Ketua Dewan Syuro PPMI.  

Selain itu, Eggi juga ikut mendirikan dan menjadi Wakil Ketua FOSI (Forum Studi Islam) di tingkat pusat.  

Pria yang menguasai dua bahasa asing, Inggris adan Jerman ini, sangat mementingkan pendidikkan. Setelah menamatkan di S-1 di falkutas hukum Universitas Jayabaya pada tahun 1985, ia juga menjalani sudi di Techniche Universeteit Berlin, Jerman 1990 – 1991 untuk study sosiologi.

Pada 1994, Eggi menyelesaikan pendidikan S-2 di IPB untuk program study PSL (Pengelolaan Sumber Daya Alam & Lingkungan) lalu dilanjutkan S-3 di perguruan tinggi yang sama program study PSL. Eggi lulus S3 tahun 2004.

Dosen tetap FH UIKA Bogor sejak tahun 1987 ini juga mengajar di Universitas Sahid Jakarta sejak tahun 2003. Kini Eggi sedang dalam proses pengajuan untuk mendapatkan gelar Profesor.  

Sebagai intelektual, Eggi banyak menulis buku terutama yang berkaitan dengan masalah pemikiran Islam, penegakkan Hukum, HAM serta buruh dan lingkungan.

Di luar itu, pada 1995-1997, Eggi menjabat sebagai Ketua Depart LH & HAM di CIDES, juga pernah dipercaya menjabat sebagai Managing Partnerts di Law Firm HSJ (Hamdan, Sudjana & Januardi) dan Partners dari tahun 2000 – 2003.

Sejak Maret 2004, Eggi mendirikan Law Firm sendiri dengan nama “Eggi Sudjana & Partnet". 


Peran Keluarga
Eggi mengakui karirnya yang sekarang dapat tercapai antara lain berkat dorongan sang istri, Dr. Asmini Budiani. Menurut Eggi, wanita yang dinikahi 1984 ini sangat berperan dalam kehidupannya. Tidak hanya sebagai istri, sangistri, juga sebagai partner dalam perjuangan karier serta membina dan mendidik anak-anak.

Eggi adalah bapak dari 5 orang anak. Berikut adalah putra-putri Eggi itu.

1. Muhammad Alfath Tauhidillah, sekarang semester terakhir di FISIP – UI
2. Hizbullah Assidiqi, mahasiswa Falk. Hukum – UI
3. Atieqah Asysyahidah, mahasiswi di Falk. Kedokteran – Univ. Yarsi.
4. Yusuf Mukhlisin, siswa SMP 1 Bina Insani
5. Jihar Gifari, siswa SD Bina Insani

lihat juga

Jenderal Naga Bonar Berhenti Berpikir


"Jenderal, ku perintahkan kau berhenti berpikir. Kalau kau berpikir, aku pun ikut berpikir, pusing aku". 

Kalimat tersebut diucapkan aktor kawakan Deddy Mizwar, yang sering disapa Jenderal Naga Bonar, dalam logat batak yang kental. 

"Perintah" terhadap sang Jenderal tersebut diucapkan Deddy Mizwar bukan dalam sebuah akting film atau sinetron, tetapi dalam keadaan sadar tanpa rekayasa. 

Meski "jenderal" Deddy Mizwar gelar palsu yang hanya ada di film Naga Bonar, namun sang Jenderal yang diperintahkannya itu adalah jenderal asli berbintang dua yang pernah menjabat Asisten Terotorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Dia tidak lain Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi. 

Belum sempat Saurip Kadi menjawab, "Jenderal Naga Bonar" kembali mengatakan, "Mulai saat ini, kau harus berbuat, bekerja untuk kesejahteraan rakyat!". Mendengar perintah tersebut, Saurip Kadi pun langsung menjawab, "Siap, Jenderal!". 

Peristiwa nyata tersebut terjadi ketika Deddy Mizwar bersama Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi menyatakan kesiapannya memimpin bangsa Indonesia dalam acara "Refleksi Politik Jenderal Naga Bonar" di Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (27/2). 

Deddy Mizwar yang lahir di Jakarta, 5 Maret 1955, selama ini dikenal sebagai aktor senior dan sutradara kawakan. Saat ini ia tercatat masih menjabat sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009. 

Sejumlah film dan sinetron berkualitas pernah dihasilkannya bersama Production House (PH) yang didirikannya pada 1997, antara lain sinetron "Mat Angin", serial sinetron ramadhan "Lorong Waktu", "Demi Masa", "Kiamat Sudah Dekat", film "Ketika", film "Nagabonar Jadi 2", dan terakhir sinetron "Para Pencari Tuhan". Deddy Mizwar bertindak selaku produser sekaligus aktor dan sutradaranya. 

Julukan "Jenderal Naga Bonar" memang seolah tidak bisa lepas dari Deddy Mizwar karena perannya yang apik dalam film "Naga Bonar". 

Kini, menjelang pesta demokrasi 2009, tiba-tiba nama Deddy Mizwar muncul di kancah perpolitikan nasional. Tidak tanggung-tanggung, ia menyatakan kesediaannya memimpin bangsa Indonesia dan bertarung dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. 

"Selama ini saya tidak pernah bicara politik. Kalau sekarang saya bicara politik, tentu ada sesuatu yang mendorong saya. Kenapa? Karena ada yang salah `mengatur` negeri ini," kata Deddy Mizwar. 

Dalam pidato refleksi politiknya yang kerap diwarnai guyon dan celetukan segar itu, Deddy Mizwar mengatakan, pemerintahan demi pemerintahan telah berlalu, bahkan masa reformasi telah sepuluh tahun berjalan, namun masih menyisakan sekitar 40 juta orang yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Pemerintah, lanjutnya, tidak banyak bertindak melayani rakyat dan rakyat seringkali pasrah menerima keadaan. "Ini pertanda penurunan kualitas budaya bangsa. Pembangunan tidak menyentuh hal-hal yang fundamental," katanya. 

Deddy pun mengkritik ketentuan perundangan yang tidak memberi peluang bagi calon presiden independen, serta ketentuan "parliamentary threshold" yang dikatakannya akan menghilangkan banyak suara rakyat yang memilih partai-partai kecil. 

"Ketentuan mengenai pengajuan capres hanya oleh parpol atau gabungan itu telah merampok kedaulatan rakyat. Kenapa menghalangi munculnya pemimpin baru yang memberi harapan kepada rakyat. Apa kata dunia?" katanya. 

Kalimat "apa kata dunia" yang menjadi ungkapan populer Jenderal Naga Bonar di film "Naga Bonar" itu kerap diucapkan Deddy Mizwar dalam pidatonya. 

Meski demikian, Deddy yakin masih ada partai pejuang yang akan mengusung capres yang memenuhi sejumlah persyaratan, seperti mempunyai solusi untuk menghentikan keterpurukan, punya paradigma baru tentang sistem kenegaraan, punya keberanian, punya integritas dan tidak bermasalah. 

"Kalau pemimpin bermasalah, jangankan memikirkan rakyat, menyelamatkan diri sendiri saja repot. Karena itu, Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi dan saya, `Jenderal Naga Bonar` siap mengembalikan kedaulatan rakyat dengan mengutamakan rakyat," katanya tegas yang disambut tepuk tangan hadirin. 

Seperti tidak mau kalah dengan pidato "fenomenal" dan penuh canda dari sang Jenderal Naga Bonar Deddy Mizwar, Saurip Kadi yang mendapat giliran berpidato, tiba-tiba berdiri memberi hormat ala militer kepada Deddy Mizwar, yang meski sedikit kaget namun dengan sigap membalas hormat tersebut. 

"Saya harus memberi hormat, karena Bang Deddy Mizwar ini lebih tinggi pangkatnya, dia bintang empat, saya cuma bintang dua," katanya yang disambut tawa dan tepuk tangan orang-orang yang hadir dalam acara itu. 

Berbeda dengan Deddy Mizwar yang secara tiba-tiba menyandang gelar Jenderal dalam film Naga Bonar, Saurip Kadi dikenal sebagai prajurit TNI yang cakap dalam karirnya hingga menyandang gelar jenderal berbintang dua hingga pensiun. 

Mayor Jenderal TNI (Purn) Saurip Kadi lahir di Brebes, Jawa Tengah, 18 Januari 1951. Karir militernya sebagai perwira pertama dimulai di lingkungan Kodam V/Brawijaya yaitu di Batalyon Infantri 521 Kediri, dilanjutkan di Brigade Infantri 16 masing-masing di Kediri dan Korem 083/Malang. Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI (1995-1997), Staf Ahli bidang Khusus Menhankam, dan terakhir sebagai Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD. 

Dalam pidatonya, Saurip Kadi menyebut sistem kenegaraan di Indonesia yang "semrawut" karena mencampuradukkan sistem presidensial dengan sistem parlementer. 

Ia juga berpendapat, dalam negara demokrasi seharusnya ada pemisahan antara negara dan pemerintah. 

"Ke depan, kita harus meninggalkan sistem yang semrawut ini. Kita harus menyusun sistem baru berdasarkan ciri bangsa, akal sehat dan budi luhur," kata penulis buku "Mengutamakan Rakyat" itu. 

Untuk itu, Saurip Kadi mengajak seluruh komponen bangsa untuk duduk bersama melakukan rekonsiliasi atau islah. 

Dalam acara tersebut, tampak hadir sejumlah pimpinan partai politik seperti Partai Buruh, Partai Pemuda Indonesia, dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia. 

Sulit Bersaing 

Deddy Mizwar boleh-boleh saja menyatakan kesiapannya manjadi calon presiden, namun perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti kemungkinannya untuk maju dengan dicalonkan oleh partai politik. 

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Bima Arya Sugiarto mengatakan, tingkat popularitas Deddy Mizwar memang lebih tinggi dibandingkan para artis lain namun niatnya untuk maju bertarung di pemilihan presiden akan terkendala waktu dan faktor prinsip yaitu partai pendukungnya. 

"Pertanyaannya bisa `nggak dalam waktu yang singkat ini, partai-partai kecil yang mendukungnya berpacu dengan waktu memperoleh dukungan suara untuk memajukan Deddy," ujarnya. 

Bima menilai, kesiapan Deddy Mizwar itu tergolong terlambat, meski gagasan yang diusungnya juga penting. 

Menurut dia, modal popularitas Deddy sebenarnya bisa digunakan untuk membuat capres dari partai besar melirik peluangnya menjadi cawapres. 

Senada dengan itu, pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris juga memperkirakan Deddy akan sulit untuk bersaing dengan calon presiden yang lain, kecuali jika ia bertarung dalam pemilihan kepala daerah. 

"Kalau Pilkada ada calon independen, sedangkan capres butuh dukungan partai politik dan minimal 20 persen kursi sesuai UU Pilpres. Kalau partai yang mendukung tidak signifikan bagaimana?," katanya. 

Jika hanya mengandalkan popularitas, nampaknya perjalanan politik Jenderal Naga Bonar masih akan mengalami banyak kendala untuk bisa memimpin bangsa Indonesia.