Sabtu, 07 Maret 2009

Omar al-Bashir Marah


PRESIDEN Sudan Omar al-Bashir dengan marah menolak perintah penahanan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kejahatan Perang Internasional, ICC.

Di depan para pendukungnya yang hadir dalam unjuk rasa di ibukota Sudan, Khartoum, Bashir mengatakan Sudan tidak akan bertekuk lutut kepada para penjajah.

Dia mengatakan menantang para musuhnya untuk berkunjung ke Sudan dan membicarakan soal hak asasi manusia.

Dia dituduh melakukan dua tindakan kejahatan perang, dan lima tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur, kepala negara pertama yang dikenai dakwaan semacam itu ketika sedang berkuasa.

"Hari ini, Sudan meningkatkan suaranya. Kami mengatakan kepada para penjajah, bahwa kami tidak akan menyerah. Kami tidak akan bertekuk lutut. Kami menjadi sasaran karena kami menolak untuk menyerah." kata Bashir di depan ribuan penduduk yang berkumpul di Lapangan Syuhada.

Singa dan harimau

"Kami adalah singa, dan kami memiliki harimau. Kami akan tetap menentang kolonialisme." tambah Bashir.

Dia mengatakan Pengadilan Kejahatan Internasional, ICC bersama dengan Dewan Keamanan PBB, dan Dana Moneter Internasional, IMF mencoba "melakukan penjajahan lagi, dan mencuri sumber daya mereka."

"Mereka mengatakan pelanggaran hak asasi manusia di Sudan. Kami menantang mereka untuk datang ke sini, dan menunjukkan apa yang terjadi," tambahnya.

Wartawan BBC Owen Bennett-Jones di Khartoum mengatakan pendukung Bashir, banyak diantaranya membawa mobil yang dipasangi loudspeaker, meneriakkan yel-yel anti Barat.

PBB memperkirakan 300 ribu orang tewas dan 2,7 juta pengungsi selama konflik berlangsung di Darfur.

ICC hari Rabu menuduh Bashir bertanggung jawab atas pembunuhan, pemerkosaan, dan tindak kejahatan lain dalam konflik yang sudah berlangsung selama enam tahun ini.

Pengadilan ini tidak memasukkan tuduhan genosida, dengan mengatakan tidak ada bukti yang cukup.

Reaksi Sudan adalah bahwa mereka menegaskan kembali niatnya untuk tidak bekerjasama dengan ICC dan kemudian mengusir 10 badan bantuan asing.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menyambut baik keputusan ICC, namun beberapa negara Arab dan Afrika mengatakan ini akan mempersulit usaha perdamaian di Darfur.

Cina, mitra utama Sudan mendesak ICC untuk membatalkan tuntutannya, dengan mengatakan hal ini semua akan membuat Darfur menjadi lebih tidak stabil lagi.

Baca juga :
1. Sudan Tolak Penangkapan Al-Bashir
2. Al-Bashir Kecam ICC
3. ICC Harusnya juga Tangka Bush

Tidak ada komentar:

Posting Komentar