Minggu, 01 Maret 2009

Indonesia So Far So Good

oleh Miftah H. Yusufpati

Krisis ekonomi dunia terasa begitu menggigit. Hampir saban hari kita mendengar pemutusan hubungan kerja terjadi di seluruh dunia. Industri raksasa satu persatu menutup pabriknya. Sejumlah Negara maju mengeluarkan stimulus untuk mencegah ambruknya pekekonomian mereka. 


Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss Kahn mengatakan: advance economy are already in a depression (ekonomi negara maju sudah mengalami ‘depresi’).

Belum lama ini, IMF menurunkan secara signifikan prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 dari semula 2,2% menjadi 0,5%. 

Pertumbuhan ekonomi negatif, kontraksi 1,5%-2,5 % akan dialami oleh Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, sedangkan ekonomi China diprediksi tumbuh hanya 6,7% dan negara-negara anggota ASEAN tumbuh cuma 2,7%. 

Dibandingkan dengan Singapura yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi 4%-5% pada 2009. Kredit perbankan juga masih akan tumbuh 15%-18%. 

Kini, likuiditas rupiah cukup banyak, perbankan memiliki SBI sebanyak Rp216 triliun. Suku bunga Bank Indonesia sudah turun ke posisi 8,25%, dan masih ada ruang penurunan apabila inflasi terus melandai.

Sementara secara resmi pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan akan mengalami perlambatan terutama disebabkan turunnya kinerja ekspor. Pemerintah mematok target pertumbuhan enam persen pada 2009.  

Kondisi Indonesia, memang tak seburuk negara lain dalam krisis saat ini. Perbaikan pertumbuhan ekonomi tahun depan masih cukup baik tertolong oleh permintaan domestik yang masih kuat, khususnya konsumsi swasta.

Selama periode tersebut masih kuatnya konsumsi swasta didukung pelaksanaan pilkada dan pemilu serta ketersediaan pembiayaan perbankan. 

Kendati demikian, di sisi ekspor, melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan menurunnya harga komoditas internasional mulai berdampak pada kinerja ekspor.

Banyak kalangan menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 menduduki peringkat ketiga setelah China dan India. Ini satu hal yang luar biasa. Dunia internasional kini menyebut Indonesia so far so good. 

Dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, Indonesia menduduki peringkat ketiga.

Sekitar 65%-70% pertumbuhan Indonesia berasal dari konsumsi dalam negeri. Artinya, jika konsumsi bisa dipertahankan 4%-5% maka ekonomi juga bisa tubuh 4%. Sedangkan yang menjadi sabuk pengaman kita adalah sektor informal dan UKM. Jadi bagaimana kita bisa mendukung kedua sektor tersebut sehigga ekonomi bisa tetap tumbuh. 

STIMULUS UKM
Pemerintah menambah anggaran dana penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) dinaikkan dari alokasi awal Rp 1,4 triliun menjadi Rp 3,4 triliun untuk tahun 2009. Dengan tambahan itu, pemerintah berharap jumlah kredit yang bisa disalurkan bertambah dari Rp 14 triliun menjadi Rp 34 triliun.

Anggaran KUR awal yang ditetapkan dalam APBN 2009 sebesar Rp 1,4 triliun, tetapi melalui sebuah keputusan presiden, pemerintah menambah dana penjaminannya Rp 1 triliun.

Terakhir, pemerintah juga mengusulkan tambahan dana penjaminan KUR senilai Rp 1 triliun yang diambil dari alokasi dana stimulus fiskal untuk infrastruktur yang mencapai Rp 10,2 triliun.

Dengan adanya tambahan dana penjaminan tersebut, pemerintah berharap perbankan yang ditunjuk menyalurkan KUR bisa menyediakan kredit hingga Rp34 triliun karena gearing ratio (rasio dana jaminan terhadap kredit yang dikucurkan) mencapai 10 kali. 

Saat ini, sebaran terbesar KUR difokuskan pada jasa perdagangan, pertanian, perikanan, manufaktur dan tambang.

Pemerintah berharap tambahan dana tersebut bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Untuk itu, penempatan KUR di sektor manufaktur, perikanan, dan pertanian akan mendominasi.

Sejak dicanangkan pada akhir 2007 program pembiaya-an itu terbukti mampu terserap optimal meskipun sejumlah masalah terjadi dalam perkebangannya.
 
Tercatat realisasi KUR per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp12,456 miliar untuk 1.656.544 debitur dengan rata-rata kredit Rp7,52 juta per debitur. Jumlah itu belum sepenuhnya terserap keseluruhan dari total dana yang dianggarkan pemerintah Rp14,5 miliar pada 2008. 

KUR disalurkan oleh enam bank pelaksana yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. 

Meski dana KUR 2008 belum sepenuhnya terserap tetapi sisanya akan tetap disalurkan pada 2009. Dana itu akan ditambah dengan anggaran KUR 2009 yang plafondnya mencapai Rp20 triliun. 

Anehnya, sejumlah kalangan menerjemahkan kebijakan pemerintah ini dari sudut pandang yang negatif, sehingga tak sedikit dari mereka yang justru menolak program kucuran dana tambahan secara langsung ke masyarakat.

Padahal dalam situasi ekonomi yang sedang krisis seperti sekarang, insentif yang paling dibutuhkan adalah penyaluran langsung dana ke masyarakat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan BLT.

Pengamanan sektor riil dan pasar dalam negeri diyakini menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa krisis ekonomi global saat ini. 

Berdasarkan pengalaman krisis ekonomi 1997-1998, sektor informal dan usaha kecil menengah (UKM) telah menjadi sabuk pengaman yang mampu menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga tidak terlalu terpuruk seperti negara lainnya.

Mungkin kita sebaiknya mengingatkan tentang sabda Nabi Muhammad; " belajarlah walau sampai ke negeri China..."

Apa relevansinya? Negeri itu kini juga mengalami problem berat bahkan lebih erat dari Indonesia. China mengatakan 20 juta pekerja migran dalam negeri kehilangan pekerjaan akibat kelesuan ekonomi. 

Bahkan ada yang menyebut sekitar 26 juta tenaga kerja di China yang terkena PHK akibat krisis.

Hanya saja, Pemerintah China langsung membuat katub pengaman. Seluruh dinas ketenagakerjaan di daerah diminta mendata semua tenaga kerja yang pulang kampung saat Imlek lalu. Pemerintah menyiapkan kredit murah bagi mereka yang bersedia putar haluan menjadi wiraswastawan.

Tak berhenti di sini. China juga menghadapi bencana kemarau yang mengancam sektor pangan mereka. Lahan-lahan gandum di delapan provinsi mengalami kekeringan. 

Pemerintah China langsung menyiapkan dana bantuan lebih dari US$12 miliar untuk membantu para petani yang gagal panen. Dana 86,7 miliar yuan tersebut akan dibagikan ke para petani kecil dan produsen beras yang berada di bagian utara dan timur China, dua kawasan ini adalah yang paling parah terkena dampak kekeringan.

Di luar itu, China mengeluarkan paket stimulus fiskal sebesar US$585 miliar dolar (4 triliun yuan).

Banyak ekonom memprediksi China akan tetap menjadi imam bagi pertumbuhan ekonomi dunia 2009. Kendati agak menurun, ekonomi China tetap tumbuh. Dan kini ekonomi China memang mulai menggeliat, memperlihatkan sinyal perbaikan. 

Ekonomi terbesar ketiga di dunia ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,6% pada kuartal kedua 2009. Sedangkan pada kuartal pertama diperkirakan tumbuh 6,3%. Pertumbuhan sebesar itu adalah yang terendah sejak tahun 1999, tapi tetap saja tumbuh positif. Pada 2007 ekonomi China tumbuh 13% dan 9% di tahun 2008. Pada tahun 2009 ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi China hanya 7,2%.

Nah, lalu mengapa para politisi itu menghambat upaya pemerintah untuk membantu rakyat kecil yang kesulitan, padahal dana yang dikeluarkan juga tak sebesar stimulus yang digelontorkan negara lain. 

Para politisi tampaknya khawatir, dana yang akan dibagi itu dapat menaikkan popularitas SBY-JK. Beginilah jika politik telah menjadi panglima...!




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar